Prabowo Beberkan Alasan Terjun ke Politik Usai Tak Lagi di Militer Setelah 1998


Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan curahan hati atau curhat alasan di balik keputusannya terjun ke dunia politik selepas mengakhiri karir militer pada 1998 lalu. Menurut Prabowo pilihan politik menjadi jalan yang ia yakini bisa memperjuangkan nilai yang ia yakini.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menjelaskan keputusannya aktif di kancah politik didorong keinginan untuk memperjuangkan pengelolaan sumber daya dan kekayaan Indonesia. Ia merasa, sumber daya alam Indonesia selama ini terlalu banyak dikuasai pihak asing.
"Saya tidak rela kekayaan bangsa kita tidak dinikmati oleh rakyat Indonesia, dan karena itu saya terjun ke politik," kata Prabowo saat memberikan arahan dalam Halal Bihalal bersama Purnawirawan TNI AD dan Keluarga Besar TNI-Polri di Balai Kartini Jakarta pada Selasa (6/5).
Prabowo menyebutkan sudah sering bercerita dengan sejumlah purnawirawan terntara lainnya mengenai keresahan hatinya. Keluhan dan kekhawatiran serupa juga ia dengar dari para purnawirawan.
Menurut Prabowo, langkahnya untuk terjun ke politik sama halnya dengan yang sebelumnya telah dipilih oleh para senior di militer. Ia mencontohkan Jenderal (Purn) Edi Sudrajat dan Jendral (Purn) Tri Sutrisno yang mendirikan Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) pada 1999.
Prabowo melanjutkan, langkah serupa juga dilakukan oleh Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhyono yang mendirikan Partai Demokrat pada 2001. Juga ada Jenderal (Purn) Wiranto yang mendirikan Partai Hanura pada 2006.
"Saya juga bikin partai. Kenapa? karena kami ingin berbakti," ujar Prabowo.
Pada kesempatan tersebut, Prabowo juga menyinggung bahwa tentara kerap mendapat tuduhan ingin menjadi diktator. Padahal, menurutnya, tentara di Indonesia merupakan tokoh sentral dalam reformasi 1998.
"Coba buka sejarah dunia, tunjukan contoh di mana ada semua tentara yang mundur dari politik dari kekuasaan? kami mundur dengan rela, reformasi itu yang menyukseskan adalah tokoh TNI dan ABRI," kata Prabowo.
Prabowo melanjutkan, para purnawirawan tentara punya semangat serupa dalam memajukan negara. Dia menyebutkan meski sudah berstatus pensiunan prajurit, para purnawirawan masih memiliki semangat partiot sebagai warga negara untuk menyumbangkan tenaga untuk bangsa.
Menurut Prabowo, dari segi kedinasan para prajurit TNI dan purnawirawan sudah menyerahkan tugas kepada generasi selanjutnya. Namun sebagai patriot dan warga negara, kecintaan pada Tanah Air tak bisa dihentikan.
“Kalau kita masih punya kemampuan, semangat, masih punya sesuatu yang bisa kita sumbangkan kepada negara dan bangsa, maka kita harus menyumbang apa yang bisa kita sumbangkan," ujar Prabowo.
Adapun Prabowo mengakhiri karier militer sebagai perwira TNI pada 1998 dengan pangkat letnan jenderal. Ia meninggalkan TNI setelah 24 tahun mengabdi sebagai prajurit sejak masih bernama Angkatan Bersenjata Republi Indonesia (ABRI) hingga sekarang menjadi TNI.