Orang Kebumen Usul Sumitro Djojohadikusumo Jadi Pahlawan Nasional
Tokoh ekonom nasional sekaligus ayah dari Presiden Prabowo Subianto, Sumitro Djojohadikusumo, diusulkan menjadi pahlawan nasional pada Jumat (9/5) di Kebumen, Jawa Tengah.
Pengusulnya, yang dimotori Dandim 0709 Kebumen Letkol Czi Ardianta Purwandhana dan Rektor Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen Imam Satibi, berasal dari kalangan akademisi, budayawan, dan sejarawan di Kebumen.
Ardianta menyebut ide untuk mengusulkan Sumitro menjadi pahlawan nasional sudah ada sejak lama. Belakangan, gagasan ini didorong kembali seusai buku berjudul "Kebumen Kota Yang Kehilangan Pahlawannya" diterbitkan. Buku itu berkisah tentang Sumitro dan rekam jejaknya.
"Dia adalah begawan ekonomi yang lahir di Kebumen dan sudah banyak memberikan kontribusinya bagi bangsa ini," ujar Ardianta dikutip dari laman resmi Pemda Kebumen, Sabtu (10/5).
Menurut Ardianta, Sumitro yang pernah menjabat sebagai menteri di Orde Lama maupun Orde Baru berhasil meletakkan dasar kebijakan ekonomi yang menjadi landasan pembangunan nasional.
Sumitro juga dinilai sebagai sosok penting di balik berdirinya Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang telah melahirkan banyak ekonom terkemuka. "Jadi beliau sangat layak untuk jadi pahlawan nasional," kata Ardianta.
Adapun Satibi mengusulkan agar nama Sumitro diabadikan di ruang-ruang publik yang memiliki nilai simbolis dan strategis bagi masyarakat Kebumen.
"Kami juga meminta Ibu Bupati [Kebumen] untuk terus mensosialisasikan profil, kiprah dan sepak terjang Sumitro agar semakin banyak yang tahu bahwa Kebumen punya tokoh besar," ujarnya.
Usulan itu juga disampaikan dalam audiensi dengan Bupati Kebumen Lilis Nuryani. "Pasti kita dukung. Pak Sumitro adalah orang Kebumen yang berhasil mendunia," kata Lilis.
Profil Sumitro Djojohadikusumo, Begawan Ekonomi Ayah Prabowo
Sumitro Djojohadikusumo lahir pada 29 Mei 1917 di Kelurahan Panjer, Kebumen, atau kini dikenal sebagai kawasan Mexolie. Ia merupakan ayah dari Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto.
Sumitro juga mantan menteri di era Soekarno maupun Suharto. Sumitro meninggal dunia pada 9 Maret 2001 dalam usia 83 tahun. Ia dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Sumitro merupakan putra Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo. Ayah Soemitro atau kakek Prabowo ini adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI), ketua pertama Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS), dan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada zaman pemerintahan Soekarno, Sumitro menduduki sejumlah posisi mentereng di bidang ekonomi. Di antaranya Menteri Perdagangan dan Perindustrian Kabinet Natsir (1950-1951), Menteri Keuangan Kabinet Wilopo (1952-1953), Menteri Keuangan Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956), serta Menteri Keuangan Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956).
Adapun semasa kepresidenan Soeharto, Sumitro pernah menjabat Menteri Perdagangan Kabinet Pembangunan I (1968-1973) dan Menteri Riset dan Pembangunan Kabinet Pembangunan II (1973-1978).
