Deret Pernyataan Kontroversial Menkes, Terbaru Kaitkan Gaji dengan Kepintaran


Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kerap menjadi sorotan akhir-akhir ini lantaran mengeluarkan sejumlah statement atau pernyataan kontroversial. Budi yang sebelumnya menjabat sebagai Menkes di era Presiden ke-7 kembali ditunjuk di era Presiden Prabowo Subianto.
Pria yang kerap disapa BGS ini kerap menyebutkan sejumlah pernyataan yang terbilang blak-blakan sehingga viral di media sosial. Sebagian pernyataan tersebut menjadi perbincangan bahkan penolakan sejumlah masyarakat.
Berikut deret pernyataan kontroversial Menkes, seperti dirangkum oleh Katadata, Senin (19/5):
Gaji Rp 15 juta lebih sehat dibandingkan yang bergaji Rp 5 juta
Budi sempat menarik perhatian publik usai melontarkan pernyataan bahwa orang bergaji Rp 15 juta lebih sehat dan pintar dibandingkan dengan yang bergaji Rp 5 juta.
Pernyataan itu dilontarkan Budi saat menghadiri suatu acara di kawasan Jakarta Pusat pada Sabtu (17/5). Dalam acara itu, mulanya Budi menyebut bahwa untuk menjadi negara maju 2045 nantinya, masyarakat Indonesia harus memiliki penghasilan minimal Rp 15 juta per bulan.
"Apa sih bedanya orang yang gajinya Rp 15 juta sama Rp 5 juta? Cuma dua, satu, pasti lebih sehat dan lebih pintar. Kalau dia enggak sehat dan enggak pintar, enggak mungkin gajinya Rp 15 juta, pasti Rp 5 juta," kata Budi.
Ukuran celana di atas 33 lebih cepat 'menghadap Allah'
Saat menghadiri acara peluncuran Pasukan Putih Jakarta, pada Rabu (14/5) lalu, Budi menyebut berdasarkan standar Kementerian Kesehatan ukuran lingkar pinggang pria normal yakni 90 cm ke bawah. Budi lantas menyangkutkannya dengan ukuran celana jeans. Menurutnya, laki-laki dengan ukuran celana lebih dari 33 sudah tak sehat.
"Pokoknya laki-laki kalau beli celana jeans masih di atas 32-33. Ukurannya berapa celana jeans? 34-33. Udah pasti obesitas. Itu menghadap Allahnya lebih cepat dibandingkan yang celana jeansnya 32," kata Budi.
Rencana perbolehkan dokter umum lakukan operasi caesar
Kementerian Kesehatan merencanakan pemberian izin kepada dokter umum untuk melakukan operasi caesar dalam proses persalinan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Rencana ini memancing reapons dari organisasi profesi maupun masyarakat yang tak setuju dengan rencana tersebut karena dikhawatirkan dapat menurunkan mutu pelayanan kesehatan.
Namun, Budi menyebut aturan mengenai dokter umum yang dapat menangani operasi caesar dalam proses persalinan segera disiapkan. Budi mengatakan, regulasi berkaitan hak tersebut perlu segera dibuat karena berkaitan dengan nyawa ibu dan anak.
"Sesegara mungkin (regulasi berlaku). kenapa? Karena yang kita omongkan nyawa. Masa soal nyawa kita mau tunggu," kata Budi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5).
Budi mengatakan, regulasi dipersiapkan berdampingan dengan memberi pelatihan pada dokter umum di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang kekurangan tenaga dokter spesialis.
Ia mengungkapkan, para dokter umum di wilayah itu akan ditimpa dengan ilmu emergency dengan tujuan menyelamatkan nyawa dalam proses persalinan.
Saat ini, menurut Budi, sebagian besar kota di Indonesia tak memiliki dokter spesialis. Hal itu yang mendorong adanya rencana tersebut. Di sisi lain, Budi mengatakan, dirinya diminta Presiden Prabowo Subianto untuk membangun 66 rumah sakit di daerah terpencil di Indonesia.