Bengkulu Tetapkan Status Tanggap Darurat Usai Diguncang Gempa 6,3 Magnitudo


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan Pemerintah Kota Bengkulu telah menetapkan status tanggap darurat usai gempa bermagnitudo 6,3 yang mengguncang wilayah itu.
"Status tanggap darurat ditetapkan Wali Kota Bengkulu melalui Surat Keputusan Nomor 110/2025, berlaku selama tujuh hari sejak 23- 29 Mei 2025," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Sabtu (24/5), seperti dikutip dari Antara.
Gempa terjadi pada Jumat (23/5) pukul 02.52 WIB dengan pusat gempa berada di koordinat 4,17 derajat Lintang Selatan (LS) dan 102,17 derajat Bujur Timur (BT), berkedalaman 80 kilometer. Guncangan dirasakan kuat di Kota Bengkulu serta sejumlah wilayah di sekitarnya, seperti Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah, dan Bengkulu Utara.
Hingga Jumat (23/5) malam, BNPB mencatat sedikitnya 241 Kepala Keluarga (KK) atau 800 jiwa terdampak gempa. Sebanyak 49 KK di Kabupaten Bengkulu dan 192 KK atau 584 jiwa di Kota Bengkulu.
Gempa juga merusak 49 rumah, lima sekolah, serta satu kantor camat di Kabupaten Bengkulu. Sedangkan di Kota Bengkulu, gempa menyebabkan 192 rumah terdampak, delapan rumah rusak berat, dan enam fasilitas umum rusak, termasuk sekolah dan rumah ibadah.
Wilayah terdampak di Kota Bengkulu meliputi sembilan kelurahan, antara lain Betungan, Pagar Dewa, Jalan Gedang, Pintu Batu, Jembatan Kecil, Lingkar Timur, Padang Serai, Muara Dua, dan Surabaya. Sedangkan di Kabupaten Bengkulu Tengah tercatat tiga kecamatan terdampak.
"BNPB telah berkoordinasi sejak awal dengan BPBD provinsi dan kabupaten/kota terdampak. Pada hari ini Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB bertolak ke Bengkulu untuk memberikan pendampingan langsung kepada pemerintah daerah," ujar Abdul.
Menurut Abdul, bantuan logistik dan peralatan darurat juga telah dikirimkan menuju lokasi terdampak. BPBD saat ini terus melakukan pemantauan dan pendataan lapangan untuk mendirikan tenda dan menyalurkan bantuan kepada warga.
Tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa ini. Sebagian warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat dilaporkan mengungsi ke rumah keluarga terdekat, sedangkan lainnya tetap bertahan di sekitar rumah.
"Tim gabungan masih bersiaga dan mendata kebutuhan mendesak warga di lapangan. Fasilitas umum yang terdampak juga menjadi perhatian dalam penanganan darurat," kata Abdul Muhari.