Profil Presiden Baru Korsel Lee Jae-myung, Mantan Buruh dan Pengacara HAM


Korea Selatan memiliki presiden baru usai Lee Jae-myung dilantik pada Rabu (4/6). Lee menjadi Presiden Korea Selatan usai mengalahkan dua lawannya yakni Kom Moon-soo dan Lee Jun-seok dalam Pemilihan Presiden 2025.
Lee mengatakan dia akan fokus pada masalah biaya hidup yang memengaruhi keluarga berpenghasilan menengah dan rendah serta pemilik usaha kecil.
“Pemerintahan Lee Jae-myung akan menjadi pemerintahan yang pragmatis dan pro-pasar,” kata Lee merujuk namanya sendiri setelah mengambil sumpah jabatan seperti dikutip dari Reuters, Rabu (5/6).
Terpilihnya Lee mengakhiri krisis politik usai Yoon Suk-yeol digulingkan tahun lalu. Yoon dipaksa mundur karena menetapkan status darurat militer di Korsel.
Dikutip dari CNN dan sumber lain, Lee lahir pada 3 Desember 1963 di Andong, tenggara Seoul. Ayahnya adalah tukang bersih-bersih di sebuah pasar, sedangkan ibunya penjaga dan pemungut biaya di kamar mandi umum.
Lee sempat bekerja sebagai buruh pabrik saat remaja. Ia bekerja dari pabrik perhiasan, perakitan lemari es, hingga pembuatan sarung tangan bisbol. Saat bekerja di pabrik sarung tangan bisbol, ia melukai lengan kirinya secara permanen.
Nasibnya mulai berubah saat ia lulus ujian sekolah dan mendapatkan beasiswa untuk kuliah hukum di salah satu kampus bergengsi yakni Universitas Chung-Ang.
Lulus kuliah pada 1986, ia menjadi pengacara hak asasi manusia karena terinspirasi salah satu dosennya yakni Roh Moo-hyun. Roh di kemudian hari juga menjadi Presiden Korsel.
Tahun 2005, Lee bergabung dengan Partai Uri yang mendukung pemerintahan Roh Moo-hyun. Ia lalu maju sebagai calon Wali Kota Seongnam, namun kalah dalam pemilihan tahun 2006.
Pada 2010, Lee kembali maju dalam pemilihan yang sama dan menang. Pada 2018, ia memenangkan pemilihan calon Gubernur Gyeonggi, provinsi dengan penduduk terbanyak di Korsel.
Dari situ, Lee membidik posisi tertinggi di Korsel dan memutuskan untuk bertanding melawan Yoon Suk-yeol pada Pemilihan Presiden 2022, namun, ia kalah tipis.
Setelah itu, Lee menjadi anggota parlemen. Selama berkarir di legislatif, dia berhasil selamat dari upaya pembunuhan dirinya di Busan pada Januari 2024. Saat itu, seorang pria menikam lehernya dalam sebuah acara publik.
Namanya kembali melambung saat Presiden Yoon menetapkan darurat militer. Saat itu, Lee sempat siaran langsung dalam saluran Youtube dan merekam dirinya memanjat gedung Majelis Nasional yang dijaga militer.
Hal ini memicu pujian dan simpati dari warganet Korsel. Dia juga meminta warga agar tetap memprotes keputusan Yoon. Parlemen Korsel akhirnya memutuskan untuk menurunkan Yoon dari posisinya.