Presiden Suriah Kecam Serangan ke Damaskus, Sebut Israel Tebar Kekacauan
Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa menuduh Israel berusaha menebar kekacauan di negara itu. Pernyataan al-Sharaa disampaikan usai Israel melancarkan serangan udara di Damaskus.
Dia mengecam Israel atas serangan terhadap fasilitas sipil dan pemerintah. Ini merupakan kecaman pertama al-Sharaa terhadap Israel sejak ia berkuasa pada Januari 2025.
Al-Sharaa juga mengatakan aksi Israel ini bisa menyebabkan eskalasi dalam skala besar. Ia meminta sejumlah negara untuk aktif menyelamatkan kawasan Timur Tengah.
"Kecuali intervensi aktif (yaitu) mediasi Amerika Serikat, Arab, dan Turki yang menyelamatkan kawasan tersebut dari nasib yang tidak diketahui," kata al-Sharaa dalam pidatonya, Kamis (17/7) seperti dikutip dari The New York Times.
Kekerasan meletus pada hari Minggu (11/7) dengan bentrokan antara suku Bedouin yang sebagian besar Sunni dan milisi Druze di Sweida.Pemerintah Suriah mengerahkan pasukan militer ke Sweida untuk meredakan konflik.
Namun, beberapa pemimpin milisi Druze, yang tidak percaya pada pemimpin baru Suriah, berpikir bahwa pasukan pemerintah akan menyerang Druze. Para milisi kemudian dimobilisasi untuk mengusir pasukan pemerintah yang datang.
Kekerasan tersebut memicu kekhawatiran bahwa pertempuran dapat berkembang menjadi konflik sektarian yang lebih luas. Israel, yang merupakan rumah bagi populasi minoritas Druze yang cukup besar, telah berjanji untuk melindungi komunitas minoritas tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan Israel memaksa pemerintah Suriah menyetujui gencatan senjata. Netanyahu juga mensyaratkan demiliterisasi di Suriah bagian selatan.
"Kami tidak akan membiarkan pasukan militer memasuki selatan Damaskus, kami tidak akan membiarkan serangan terhadap Druze," kata Netanyahu.
