Perjanjian IP-CEPA Rampung, Bisa Genjot Ekspor Mobil hingga Sepatu RI ke Peru
Menteri Perdagangan, Budi Santoso telah menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Peru atau IP-CEPA di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini. Budi mengatakan komoditas yang akan menjadi andalan untuk masuk ke pasar Peru adalah kendaraan bermotor, alas kaki, dan rantai pendingin.
Budi menilai momentum penyelesaian IP-CEPA menjadi baik untuk Indonesia mengingat nilai perdagangan antara kedua negara yang dinilai kecil. Dengan demikian, kedua negara dapat mudah memperbarui perjanjian dagang yang ingin ditambah pada masa depan.
"Kalau menunggu nilai perdagangan besar, susah penambahan komoditas yang diperdagangkan. Karena sudah ada CEPA, penambahan kemudahan komoditas atau pekerjaan dapat lebih mudah," kata Budi di Istana Kepresidenan, Senin (11/8).
Budi mengatakan, penambahan perjanjian dagang terkait komoditas tertentu dapat dilakukan jika sudah ada perjanjian CEPA. Menurutnya, hal yang sama diberlakukan dalam perjanjian CEPA lainnya.
Budi mengatakan Peru berpotensi menjadi hub produk asal Indonesia di Amerika Latin. Walau demikian, Budi mengatakan tujuan utama IP-CEPA adalah penetrasi pasar Peru karena Indonesia telah memiliki Indonesia-Chile CEPA yang berlaku pada 2019.
Budi menargetkan IP-CEPA baru dapat terimplementasi setelah proses ratifikasi di DPR rampung pada Agustus 2026. Dia optimistis implementasi IP-CEPA dapat mendongkrak nilai perdagangan Indonesia dan Peru lebih dari 30%.
Nilai perdagangan Indonesia-Peru naik sekitar 35% secara tahunan pada tahun lalu menjadi US$ 480 juta atau sekitar Rp 7,82 triliun. Total surplus Indonesia dalam transaksi tersebut mencapai US$ 181 juta atau hampir Rp 3 triliun.
"Sekarang kami mengoptimalkan IP-CEPA dengan mengadakan Business Forum antara pelaku usaha lokal dan pelaku usaha Peru yang digelar Kadin Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan, Johni Martha mengatakan salah satu poin penting dari perundingan IP–CEPA adalah komitmen untuk melanjutkan pembahasan mengenai akses pasar, aturan teknis, keamanan pangan, serta pengurangan hambatan nontarif sebagai manfaat yang diharapkan kedua negara.
Pemimpin Delegasi Peru Gerardo Meza menyampaikan, Peru memiliki optimisme yang sama dengan Indonesia dalam upaya menjajaki peluang perdagangan kedua negara. Oleh karena itu, IP–CEPA menjadi batu loncatan penting dalam penguatan hubungan dagang Indonesia dan Peru.
Duta Besar Peru untuk Indonesia Luis Tsuboyama menegaskan, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Peru telah terjalin dengan erat. Dia mengatakan Indonesia bukanlah negara yang asing bagi Peru jika mengingat hubungan diplomatik kedua negara telah berjalan sejak 1975.
“Saya optimistis IP–CEPA akan semakin memperkuat hubungan dan menambah manfaat bagi kedua negara,” ujar Luis.
