Prabowo Targetkan 200 Sekolah Rakyat Beroperasi pada 2026

Muhamad Fajar Riyandanu
22 Agustus 2025, 20:19
Prabowo
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/app/rwa.
Presiden Prabowo Subianto memberikan hormat setibanya untuk mengikuti Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan sekaligus operasional 200 Sekolah Rakyat pada 2026. Ia meyakini target tersebut bisa tercapai, seiring sudah berjalannya kegiatan belajar-mengajar di 100 Sekolah Rakyat hingga Agustus ini.

"Kita harapkan tahun depan 200 sekolah," katanya saat memberikan arahan dalam Pembekalan Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Rakyat yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Jumat (22/8).

Kegiatan pembekalan tersebut dihadiri 2.296 guru dan 155 kepala Sekolah Rakyat. Tahun ini, pemerintah menargetkan pembangunan 165 Sekolah Rakyat yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Dari total target, 100 Sekolah Rakyat telah beroperasi, sementara 65 lainnya dijadwalkan mulai berjalan pada September mendatang. Jumlah peserta didik diperkirakan mencapai 16 ribu siswa yang seluruhnya berasal dari keluarga miskin. Hingga saat ini, kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Rakyat melibatkan 2.407 guru dan 4.442 tenaga kependidikan.

Meminta Para Guru Memegang Amanah

Prabowo mengingatkan para guru dan kepala Sekolah Rakyat agar selalu memegang amanah dalam menyiapkan generasi penerus bangsa. Prabowo menyakini pendidikan adalah instrumen bagi masyarakat agar bisa mendapat kesempatan hidup lebih baik.

Ketua Umum Partai Gerindra itu berharap siswa lulusan Sekolah Rakyat dapat mengangkat kondisi ekonomi keluarga dan memutus siklus kemiskinan antar-generasi. "Anak-anak yang kau didik, nanti mereka akan kembali ke orang tua mereka dan mereka yang akan mengangkat orang tua mereka keluar dari kemiskinan," kata Prabowo kepada guru dan kepala Sekolah Rakyat.

Peluncuran Sekolah Rakyat bertujuan untuk memberikan akses pendidikan kepada masyarakat dan keluarga yang mengalami kemiskinan ekstrim. Sekolah tersebut akan menampung anak-anak dari kelompok keluarga kategori miskin ekstrem yang tidak tertampung di sekolah reguler.

Pemerintah menemukan bahwa anak-anak dari keluarga termiskin atau desil 1 seringkali tetap tidak bisa bersekolah meski sekolah sudah digratiskan. Anak-anak itu umumnya tidak punya ongkos transportasi ke sekolah dan keluarganya tidak mampu membiayai kebutuhan jajan atau keperluan sekolah lainnya.

Kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Rakyat menggunakan kurikulum nasional yang sama dengan sekolah reguler. Para siswa diasramakan di sekolah dan mendapat jatah makan tiga kali sehari dari negara.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...