Wamenpora Taufik Hidayat Soroti Minimnya Dokter Olahraga, Hanya Ada 122 Orang

Image title
7 Desember 2025, 15:32
Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat, Indonesia Sport Summit 2025, Minggu (7/12)
Katadata
Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat, Indonesia Sport Summit 2025, Minggu (7/12)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat, menyoroti minimnya dokter spesialis olahraga di Indonesia. Menurutnya, pembangunan olahraga tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan tenaga medis yang memadai, terutama untuk menjaga performa atlet dan mencegah cedera.

Taufik menjelaskan sebagai negara besar Indonesia membutuhkan ekosistem olahraga yang kuat, tetapi ketersediaan tenaga medis masih jauh dari ideal. 

“Baru ada berapa orang tadi? 122. Sebesar Indonesia 122,” ujarnya kepada wartawan di Indonesia Sport Summit, di Jakarta Pusat, Minggu (7/12). 

Merujuk data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), per tanggal 24 April 2024, Spesialis kedokteran olahraga (Sp.KO) tercatat hanya berjumlah 102 orang. Ia menilai jumlah tersebut sangat tidak sebanding dengan kebutuhan nasional, terutama di daerah-daerah yang menjadi sumber banyak kasus cedera.

Kolaborasi lintas sektor hingga ke pemerintah daerah, disebutnya sangat diperlukan agar penguatan tenaga kesehatan olahraga bisa lebih merata. 

“Kita juga ingin menjaga, sebelum terjadinya cedera, kita akan rehab dulu. Maksudnya menjaga jangan sampai kejadian itu,” kata Taufik. 

Ia juga meminta dukungan Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kapasitas pendidikan kedokteran, khususnya spesialisasi kedokteran olahraga.

Selain keterbatasan tenaga medis, Taufik menyoroti belum adanya fasilitas sport science yang memadai di Indonesia. Padahal, arahan Presiden RI meminta pembangunan fasilitas olahraga besar dan berkualitas untuk mendukung peningkatan prestasi. 

“Sekarang kita belum punya yang namanya Sport Science. Kita belum punyanya,” ujarnya. 

Ia menjelaskan perlunya koordinasi lanjutan antara Kemenpora dan Kemenkes agar penguatan fasilitas dan SDM olahraga bisa berjalan terpadu.  

Pernyataan Taufik Hidayat sejalan dengan pandangan Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, mengenai pentingnya membangun fondasi industri olahraga nasional yang kuat. Menurut Erick Erick menekankan bahwa kebijakan yang ramah industri menjadi kunci penting. 

Erick menilai Indonesia memiliki peluang besar untuk terlibat lebih luas dalam industri olahraga dunia, yang saat ini bernilai US$ 521 miliar atau sekitar Rp 8.000 triliun. Namun, sekitar 40% dari nilai tersebut masih dikuasai AS.

“Kalau pembuat kebijakannya tidak ramah dengan industri, market, publik, kebijakannya kontradiktif, ini tidak bisa,” ujar Erick saat memberikan keynote speech di Indonesia Sport Summit 2025 di Indonesia Arena, pada hari sebelumnya, Sabtu (6/12).

Pemerintah disebutnya tidak bisa hanya mengandalkan anggaran kementerian untuk mendorong tumbuhnya industri olahraga. Dukungan swasta mutlak dibutuhkan agar industri bisa berkembang pesat dan memberikan manfaat bagi ekosistem olahraga nasional.

Industri yang sehat, katanya, akan memunculkan lebih banyak kompetisi, event, dan peluang bagi atlet untuk meraih prestasi. “Itu bagian membangun atlet kita punya prestasi,” ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...