Cerita Pedagang Lewati Pagar Berduri Agar Tak Terbakar saat Insiden di Kalibata
Sejumlah pedagang terluka dan merugi akibat insiden pengeroyokan dan perusakan yang menewaskan dua orang diduga penagih utang atau debt collector, yang juga dikenal dengan mata elang alias matel di kawasan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/12).
Kepolisian mencatat sebanyak sembilan kios dan delapan kendaraan terbakar dalam pengeroyokan di Kalibata itu.
Para pedagang sebenarnya sudah menutup akses saat insiden pengeroyokan dua orang diduga matel, dengan menggunakan pintu akses. Namun sejumlah oknum dapat merangsek masuk, serta membakar kios hingga warung.
Salah satu pegawai yang bekerja di kawasan kuliner Kalibata bernama Andi bercerita, dia dan ketiga temannya, hampir menjadi korban pembakaran oleh pelaku pengeroyokan.
"Karena ketakutan dan ini (tempat) sudah dibakar, kami berempat cari jalan supaya jangan sampai terpanggang, sehingga (kami) kondisinya luka-luka seperti ini," kata Andi kepada wartawan di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (12/12)
laki-laki yang sudah berjualan selama 20 tahunan itu, bersama pegawai lainnya, sampai harus menaiki pagar berduri dan bersembunyi di dalam area kantor Kementerian Dalam Negeri alias Kemendagri supaya tidak terbakar.
Meskipun tangan dan kakinya terluka, namun saat itu yang terpenting adalah nyawanya selamat.
Mereka bersembunyi di dalam gedung Kemendagri hingga situasi dan kondisi di lapangan terbilang aman. Mereka pun mengaku pasrah dengan kerugian yang dialami.
Kios dan Warung Dibakar di Kalibata, Pedagang Merugi Ratusan Juta
Andi mengatakan, beberapa mesin di tempatnya bekerja terbakar oleh para pelaku perusakan di Kalibata.
"Mesin chiller, mesin freezer, kemudian ada brankas, segala macam ini belum bisa kami hitung semuanya (kerugian akibat pembakaran)," ujar Andi.
Pedagang makanan steik bernama Henny Maria juga menjadi korban aksi pembakaran di Kalibata. Lapak berupa dua tenda dan satu kios yang baru saja dia renovasi pada September, kini hangus terbakar.
"Yang kami sayangkan, kami menjadi korban ketidakadilan dari segelintir oknum yang menurut saya melakukan kerusuhan tidak pada tempatnya," ujar perempuan yang sudah berjualan di lokasi itu sejak 2022.
Padahal, dia meminjam uang dari bank hampir Rp 97 juta untuk membangun bisnis. Angka ini belum termasuk barang, listrik, dan bangunan lainnya.
Menurut dia, butuh dana sebanyak tiga digit atau di atas Rp 100 juta untuk merenovasi kios secara keseluruhan, terlebih mengingat biaya sewa kios yang tidak murah di Jakarta.
"Lalu, renovasi ini menghabiskan biaya tiga digit. Belum lagi, ada yang bergantung hidup sekarang (karyawan). Tidak tahu kapan dan bagaimana memulainya lagi. Kami tidak tahu," ujar Henny.
Kepala Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan Asril Rizal mengatakan sembilan kios, empat kendaraan roda dua, dan satu kendaraan roda empat terbakar dalam peristiwa itu.
Gulkarmat Jakarta Selatan menerima laporan pada Kamis (11/12) malam pukul 23.35 WIB terkait pengeroyokan di Jalan H Mahmud Raya ,Blok Langgar Nomor 1, RT07/RW04, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
Saat itu, dilaporkan terjadi pembakaran oleh oknum yang membawa bensin. Instansi pun menghubungi pos Gulkarmat terdekat.
Kemudian, Gulkarmat melakukan pemadaman dengan didampingi pihak kepolisian.
Dalam peristiwa itu, Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan mengerahkan 49 personel, enam unit pompa, dua unit tim reaksi cepat tanggap (quick respons), satu unit watermist, dan satu unit komando.
Luas area di Kalibata yang terbakar mencapai 195 meter, dengan taksiran kerugian mencapai Rp 273 juta.
"Dugaan penyebab pembakaran menggunakan bensin," ujar Asril.
