Prabowo Targetkan Pemulihan Kawasan Bencana Sumatra - Aceh Tiga Bulan
Presiden Prabowo Subianto menargetkan perbaikan fasilitas infrastruktur dan aktivitas masyarakat akibat bencana Sumatera dan Aceh akan kembali pulih dalam tiga bulan ke depan.
Presiden telah memerintahkan percepatan pemulihan pascabencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Ketua Umum Partai Gerindra itu menginstruksikan pembangunan hunian sementara bagi para warga terdampak yang saat ini masih mengungsi.
Prabowo mengatakan telah menerima laporan dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) agar segera membangun 2000 rumah. Guna mendukung hal tersebut, Pemerintah Pusat telah mengirim 1.000 alat berat, termasuk truk, ekskavator, dan tangki air bersih serta air minum.
Selain itu, pemerintah juga telah menyediakan toilet portable hingga upaya rehabilitasi infrastruktur 50 jembatan Bailey yang sedang dibangun. "Tujuh jembatan sudah jadi," kata Prabowo saat memberikan arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (15/12).
Prabowo menyampaikan akses jalan darat yang sebelumnya terputus sebagian besar telah pulih, meskipun masih ada wilayah tertentu yang terisolasi. Ia mengatakan hal ini merupakan konsekuensi dari kondisi alam dan pemerintah terus bekerja untuk membuka akses secepat mungkin.
"Saya telah minta maaf, saya tidak punya tongkat Nabi Musa. Kita tidak bisa selesaikan dalam tiga hari, empat hari, lima hari. Mungkin dua sampai tiga bulan aktivitas akan benar-benar normal," kata Prabowo.
Pada kesempatan tersebut, Prabowo menyatakan sebagian besar wilayah terdampak bencana sudah mendapat pasokan listrik. Ia menjelaskan sejumlah tantangan yang kini dihadapi oleh petugas Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan PLN di lapangan untuk mempercepat pemulihan akses setrum di beberapa titik kawasan terdampak.
Prabowo mengingatkan soal risiko keselamatan karena kabel listrik yang terkena genangan air masih berbahaya. "Kabel-kabel kalau lewat air yang masih banjir, itu berbahaya. Ini bisa mengakibatkan korban nyawa kalau tidak hati-hati. Jadi, PU dan PLN bekerja dengan sangat keras menghadapi kondisi yang sangat menantang," ujarnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melaporkan total kapasitas pembangkit listrik di Banda Aceh mencapai 110 megawatt (MW), dengan sekitar 60 (MW) telah tersalurkan untuk kebutuhan listrik warga
"Sebagian kita pakai genset. Nah, untuk jaringan gardu induknya yang kami laporkan kemarin sudah sekitar 80% sampai 90% sudah terpasang," ujar Bahlil pada kesempatan serupa.
Seluruh gardu induk diperkirakan akan terpasang paling lambat Rabu atau Kamis pekan ini. Setelah pemasangan selesai, ujar Bahil, aliran listrik dari Arun dan Bireun bisa memasok transmisi jalur Sumatera.
Ketua Umum Partai Golkar itu menyampaikan sejumlah kendala dalam upaya pemulihan pasokan listrik di Aceh pasca-banjir. Bahlil mengatakan beberapa desa masih belum dapat dialiri listrik secara penuh karena infrastruktur di sejumlah desa rusak parah.
Kendala lain yang menjadi tambahan berupa jalan tidak dapat dilalui, dan tiang listrik pada jaringan tegangan rendah banyak yang roboh. Selain itu, sebagian desa masih terendam banjir, sehingga menyalurkan listrik dalam kondisi ini berpotensi membahayakan masyarakat.
"Ada sebagian desa yang memang masih banjir, masih ada air. Kalau ini dipaksakan untuk dialiri listrik, itu akan berdampak pada kecelakaan di masyarakat," ujar Bahlil.

