Pecat Tiga Petinggi Twitter, Elon Musk Jadi CEO
Elon Musk memecat tiga petinggi Twitter, termasuk Chief Executive Officer (CEO), usai resmi membeli perusahaan media sosial ini. Kini, ia tercatat sebagai CEO dan direktur satu-satunya.
Ketiga petinggi itu yakni CEO Twitter Parag Agrawal, Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal, serta Kepala Urusan Hukum dan Kebijakan Vijaya Gadde.
Sumber Reuters mengatakan, Elon Musk menuduh ketiganya menyesatkan dirinya dan investor Twitter terkait jumlah akun palsu. Ia mengungkapkan bahwa Agrawal dan Segal berada di markas Twitter di San Francisco ketika kesepakatan ditutup.
Agrawal dan Segal pun dikawal keluar ruangan usai Elon Musk resmi menjadi pemilik Twitter.
Setelah itu, warganet bertanya kepada Elon Musk tentang pengganti Agrawal. “Tidak tahu,” kata Elon Musk melalui Twitter, Minggu (30/10).
Namun dokumen yang ditandatangani dan diajukan ke Securities and Exchange Commission (SEC) atau Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS), Elon Musk merupakan CEO Twitter.
“Itu merupakan bagian dari amendemen ke-13 (dan mungkin final) atas dokumen yang Elon Musk ajukan untuk pertama kali pada 4 April,” demikian dikutip dari The Verge, Selasa (1/11).
Elon Musk memang mengajukan kesepakatan untuk membeli Twitter pada awal April. Saat itu, ia juga membeli saham perusahaan, sehingga porsinya 9,2% dari total atau menjadi pemegang saham terbanyak.
Dokumen itu menyebutkan bahwa Elon Musk sebagai ‘pelapor’ atau yang mengajukan dokumen. “Pelapor adalah CEO perusahaan pasca-penggabungan,” demikian dikutip.
Orang terkaya di dunia itu pun berencana menaikkan biaya langganan akun ‘centang biru’ atau yang sudah terverifikasi. “Twitter akan merevisi proses verifikasi pengguna,” kata Elon Musk melalui cuitan di Twitter, Minggu (30/10).
Dua sumber yang mengetahui masalah itu mengungkapkan melalui buletin teknologi Platformer, bahwa Twitter mempertimbangkan untuk membebankan biaya bagi pengguna dengan akun centang biru.
Pengguna harus berlangganan Twitter Blue US$ 4,99 atau Rp 77,8 ribu per bulan. “Atau mereka akan kehilangan lencana ‘terverifikasi’,” demikian laporan Platformer dikutip dari Reuters, Senin (31/10).
Sedangkan The Verge melaporkan bahwa Twitter berencana membebankan biaya US$ 19,99 atau sekitar Rp 311,8 ribu untuk langganan Twitter Blue yang baru.
Pengguna yang sudah berlangganan Twitter Blue dengan paket saat ini, kabarnya akan diberi waktu 90 hari untuk mengajukan paket langganan baru. Jika tidak, mereka bakal kehilangan tanda ‘terverifikasi’.