Kominfo Fasilitasi 17 Startup Pelajari Faktor Penyebab Bangkrut
Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika memilih 17 startup untuk mengikuti pelatihan program Startup Studio Indonesia batch ke-6. Mereka akan mendalami product market fit, yang menjadi salah satu faktor penyebab startup bangkrut.
Product Plan mendefinisikan product-market fit sebagai konsep atau skenario ketika para pelanggan suatu perusahaan mau membeli, menggunakan, dan menyebarkan informasi tentang suatu produk.
Jika itu terjadi pada banyak pelanggan suatu bisnis, maka akan mampu mendukung pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan keuntungan.
Profesor Thomas R Eisenmann dari Harvard Business School mengungkapkan, 90% startup gagal karena produk/layanan yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.
Hal itu senada dengan temuan CB Insights, yakni 42% startup gagal karena tidak berhasil menemukan product-market fit.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun pernah menyebutkan 80% - 90% startup bangkrut saat merintis. Rinciannya sebagai berikut:
- 42% karena produk tidak sesuai kebutuhan pasar
- 29% kehabisan dana
- 23% karena susunan tim
- 19% kalah kompetisi
- 18% permasalahan harga
Kominfo pun memberikan pelatihan terkait product market fit melalui Startup Studio Indonesia. Ini merupakan program untuk memfasilitasi para startup digital yang berada di tahap early stage untuk mengembangkan potensi bisnisnya.
Startup Studio Indonesia batch ke-6 digelar selama Februari – Juni.
“Selama empat bulan seluruh startup akan mengikuti sesi founder camp dan one-to-one coaching dengan fokus utama product market fit journey,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam konferensi pers virtual opening founder's camp Startup Studio Indonesia Batch 6 - “Discover on Opportunities: A Key Foundation for a Sustainable Business in 2023”, Kamis (9/3).
Ada 17 startup terpilih dari berbagai sektor seperti supply chain, penggerak UKM, kesehatan, properti dan konstruksi, finansial hingga teknologi. Mereka di antaranya:
- Amoda (perusahaan properti dan konstruksi berbasis teknologi)
- Assemblr (platform ekosistem Augmented Reality)
- AYO Indonesia (aplikasi komunitas sepak bola)
- Baskit (SaaS khusus untuk toko grosir dan distributor)
- DEUS Human Capital Services (platform manajemen personalia/HR dengan gamifikasi)
- Inventing (penyedia layanan printing digital)
- Lakuliner (agregator penyedia cloud kitchen untuk brand F&B)
- Looyal (aplikasi manajemen bisnis untuk usaha online dan offline)
- Medi-Call (layanan kesehatan on-demand di rumah)
- OneKlinik (penyedia jasa kesehatan dasar berbasis teknologi)
- Pajak.io (platform solusi kebutuhan perpajakan)
- Payable (platform all-in-one checkout)
- Rooma (penyedia jasa dan produk desain interior)
- SMEs Pack (agregator ekspor untuk UMKM)
- Tweak (platform fitness on-demand)
- Tokban (marketplace toko bahan bangunan)
- RASA (sebelumnya Warjali – platform penyedia bahan baku, informasi, dan pendanaan UMKM, warung, dan petani)
Semuel menjelaskan, sesi coaching akan berfokus membahas interaksi penyempurnaan produk dan model bisnis, serta perbaikan retensi pengguna produk sebelum masuk tahap ekspansi pasar. Sesi coaching akan didampingi oleh lebih dari 80 coach yang merupakan para pendiri maupun praktisi startup aktif yang terkemuka.
“Hal ini dilakukan guna membantu mempersiapkan mereka dalam menghadapi ketidakpastian pasar dan terus berkembang untuk go the extra miles,” ujarnya.
Rangkaian program itu nantinya ditutup dengan milestone day. Para peserta berkesempatan untuk mempresentasikan bisnis dan capaiannya di depan para stakeholder dalam industri startup.
Program itu menekankan pada semangat kolaborasi antara pelaku startup untuk bersama-sama membangun ekosistem digital Indonesia yang tangguh melalui transfer pengetahuan, pembangunan karakter, dan kompetensi startup yang berdaya saing tinggi.
“Kami percaya Startup Studio Indonesia akan membuka jejaring baru untuk mengembangkan startup dengan lebih cepat dan menemukan figur yang tepat dan kredibel untuk dapat berkonsultasi tentang tantangan yang sedang dihadapi,” katanya.
Kominfo menargetkan 150 startup digital yang berhasil mengembangkan bisnis dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan pada 2024.