Benarkah Pengguna Twitter Beralih ke Threads Milik Instagram?
Twitter yang dipimpin oleh Elon Musk mengancam akan menggugat Meta karena dianggap melanggar hak kekayaan intelektual terkait Threads. Aplikasi Threads meraih 10 juta pengguna dalam tujuh jam sejak diluncurkan pada Kamis (7/7).
Berdasarkan data Pew Research Center, 60% dari sekitar 3.000 pengguna yang disurvei di Amerika Serikat mengatakan telah ‘beristirahat’ dari Twitter setidaknya selama beberapa minggu dalam 12 bulan terakhir.
“Tetapi hanya 25% responden yang mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan Twitter,” demikian hasil studi Pew Research Center dikutip dari laman Statista, Jumat (7/7). Namun riset ini dilakukan sebelum Meta meluncurkan Threads, yakni pada 13 – 19 Maret.
Rinciannya dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:
Di Indonesia, sejumlah pengguna di Instagram terpantau sudah mendaftar di Threads. Aplikasi ini juga menjadi topik populer atau trending topic di Twitter kemarin (6/7)
Dalam pertemuan bulan lalu, Chief Product Officer Meta Chris Cox dilaporkan mengatakan kepada karyawan bahwa kreator konten dan tokoh masyarakat berulang kali meminta alternatif aplikasi Twitter, setelah munculnya Bluesky atau Mastodon.
Meta pun meluncurkan Threads ketika Elon Musk membatasi jumlah cuitan yang bisa dilihat oleh pengguna pada akhir pekan lalu. Aplikasi ini kemudian meraih perhatian warganet, dan mencatatkan 10 juta pengguna dalam tujuh jam.
“Sebanyak 10 juta orang mendaftar dalam tujuh jam,” kata CEO Meta Platform Inc. Mark Zuckerberg di akun Threads @Zuck, Kamis (6/7).
Twitter yang dimiliki oleh Elon Musk mengancam akan menuntut Meta atas aplikasi Threads. Alasannya, melanggar 'hak kekayaan intelektual' Twitter. Hal ini diketahui dari surat Twitter kepada CEO Meta Mark Zuckerberg, yang pertama kali dilaporkan oleh Semafor.
"Twitter memiliki keprihatinan serius bahwa Meta Platforms terlibat dalam penyalahgunaan rahasia dagang Twitter dan kekayaan intelektual lainnya secara sistematis, disengaja dan melanggar hukum," kata pengacara Alex Spiro dalam surat tersebut, dikutip dari The Guardian, Jumat (7/7).
“Twitter bermaksud untuk secara ketat menegakkan hak kekayaan intelektual, dan menuntut agar Meta mengambil langkah segera untuk berhenti menggunakan rahasia dagang Twitter atau informasi yang sangat rahasia lainnya,” tulis Alex dalam surat tersebut.