Dibahas Saat Debat Capres, Keamanan Siber RI Nomor 4 di Asia Tenggara

Lenny Septiani
8 Januari 2024, 13:57
debat capres, keamanan siber,
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (tengah) menyampaikan pendapat disaksikan capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri) dan capres nomor urut satu Anies Baswedan saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.
Button AI Summarize

Keamanan siber menjadi salah satu topik yang disinggung dalam debat capres alias calon presiden pada Minggu malam (7/1). Berapa skor keamanan siber di Indonesia?

Menurut data National Cyber Security Index atau NCSI per September 2023, skor indeks keamanan siber Indonesia 63,64 poin dari 100. Indonesia pun menempati peringkat empat di Asia Tenggara.

Secara global, Indonesia menduduki peringkat ke-49 dari 176 negara yang diriset dalam laporan NCSI. Bobot skor penilaian Indonesia sama dengan Filipina.

NCSI membuat penilaian berdasarkan sejumlah indikator, seperti aturan hukum negara, ketersediaan lembaga pemerintah, kerja sama antar-negara terkait keamanan siber. Selain itu, bukti-bukti publik seperti situs resmi pemerintah atau program lain yang terkait.

Topik debat capres yang digelar di Istora Senayan, Jakarta pada Minggu (7/1) yakni ‘Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik’. Dalam debat ini, calon presiden alias capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyinggung soal keamanan siber.

Handphone dan komputer kita (masyarakat Indonesia) menghadapi serangan siber. Ada lebih dari 800 juta serangan siber,” kata Anies Baswedan.

“Oleh karena itu, perlu sekali membangun satu struktur pertahanan siber yang serius. Dan ini tidak cukup dengan memberikan tugas pada sekelompok orang,” Anies menambahkan.

Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN, ada 973 juta serangan siber yang dapat diidentifikasi dari trafik anomali selama 2022. Jumlahnya turun menjadi sekitar 305 juta selama Januari – Agustus 2023.

Menurut Anies, ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi keamanan siber, di antaranya:

  • Membangun sistem dan perencanaan komprehensif yang melibatkan seluruh lembaga, termasuk komponen masyarakat
  • Pengadaan teknologi terbaru
  • Mekanisme untuk merespons balik apabila terjadi serangan siber

Sementara itu, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan, kunci dari permasalahan siber termasuk kecerdasan buatan dan teknologi tinggi lainnya, yakni sumber daya manusia atau SDM.

Beberapa ahli informasi dan teknologi alias IT baik dalam maupun luar negeri menyampaikan, SDM merupakan salah satu faktor penentu dalam memitigasi keamanan siber. Dua faktor lainnya yakni proses dan teknologi.

Lalu, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan, selain SDM dan infrastruktur yang baik, perlu memperkuat BSSN dan membuat sistem keamanan siber yang lebih baik.

Selain itu, meningkatkan kecepatan dan memperluas cakupan internet. “Kalau kita membuat satu sistem infrastruktur yang bagus, jangan dikorupsi. Ini kemudian menjadi persoalan,” kata Ganjar. 

Ganjar juga mengusulkan untuk merekrut warga Indonesia di luar negeri, khususnya yang mendapatkan beasiswa LPDP untuk kembali ke Tanah Air dan memperkuat keamanan siber.

Selain itu, membuat institusi khusus terkait keamanan siber.

Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...