Fintech Amartha Incar Pasar di Asia Tenggara dan Melantai di Bursa

Lenny Septiani
9 Mei 2024, 06:48
Pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Amartha Andi Taufan Garuda Putra
Amartha
Pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Amartha Andi Taufan Garuda Putra

Ringkasan

  • Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan mantan menko perekonomian dan pejabat lain untuk mendiskusikan masalah dan potensi kelas menengah Indonesia, dalam pertemuan tertutup yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Boediono, Darmin Nasution, dan lain-lain.
  • Pertemuan tersebut mengangkat beberapa isu penting mengenai kelas menengah, seperti posisi mereka dalam perekonomian, fenomena kerentanan kelas menengah, dan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan untuk mendukung pertumbuhan mereka, berdasarkan riset terbaru dari LPEM FEB UI.
  • Riset LPEM FEB UI menunjukkan adanya penurunan daya beli kelas menengah dan peningkatan kalangan calon kelas menengah dari 45,8% populasi pada 2014 menjadi 53,4% pada 2023, dengan perubahan pola konsumsi yang mencerminkan tren tersebut dan potensi penurunan daya beli mereka.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Startup fintech P2P lending asal Indonesia, Amartha, berencana berekspansi ke pasar Asia Tenggara. Perusahaan ini juga berencana untuk melantai di bursa.

Perusahaan mengincar negara di Asia Tenggara yang pengusaha mikronya memiliki kendala seperti akses kredit yang terbatas dan rendahnya literasi digital keuangan.

“Amartha memiliki komitmen terhadap pertumbuhan yang inklusif khususnya untuk segmen akar rumput (UMKM) di Indonesia melalui akses permodalan yang mudah,” kata perwakilan Amartha kepada Katadata.co.id, Rabu (8/5).

Ia menjelaskan, Amartha memiliki pengalaman selama 14 tahun menyediakan akses keuangan inklusif untuk segmen UMKM di Indonesia.

Startup ini mengatakan kinerja perusahaan sehat dan kuat selama tiga tahun terakhir. “Fokus utama Amartha yakni menjaga bisnis yang berkelanjutan dan memperkuat infrastruktur keuangan digital untuk segmen UMKM,” kata perusahaan.

Dalam konferensi Money 20/20, pendiri sekaligus CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra mengatakan bahwa Amartha dapat memanfaatkan pengalamannya dalam menjamin pinjaman untuk segmen UMKM di Indonesia dalam skala besar. Namun, ia tidak merinci target pasar Amartha di Asia Tenggara.

Selain itu, Taufan mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan bagi Amartha untuk melakukan IPO di masa depan. “Itu adalah tonggak sejarah yang ingin kami capai,” ujar dia, dikutip dari Tech in Asia, Selasa (7/5).

Amartha mengoperasikan marketplace yang menghubungkan peminjam di kota-kota kecil di luar Jawa, dengan pemberi pinjaman institusional dan individu.

Taufan menjelaskan perusahaan biasanya menerima 60% dari tingkat bunga, sementara pemberi pinjaman mendapatkan 40%.

Pada 2023, Amartha mendapatkan komitmen pembiayaan UMKM sebesar US$ 285 juta dari Community Investment Management, International Finance Corporation, dan Credit Saison.

Amartha didirikan pada tahun 2010. Perusahaan ini hampir bangkrut sebelum beralih dari pembiayaan mikro konvensional ke pinjaman peer-to-peer pada tahun 2015.

Reporter: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...