Investor Jepang CJF Suntik Startup Pinjaman Daring Grup Modalku Rp 398 Miliar
Dana kekayaan negara Jepang Cool Japan Fund atau CJF memberikan investasi ekuitas kepada startup pinjaman daring atau pindar Grup Modalku US$ 25 juta atau Rp 398 miliar. Ini menandai investasi pertama CJF pada perusahaan fintech di Asia Tenggara.
Presiden sekaligus CEO Cool Japan Fund Kenichi Kawasaki mengatakan rekam jejak Grup Modalku dalam mendukung UKM di Asia Tenggara menjadikan mereka mitra yang tepat untuk membantu perusahaan Jepang mengatasi tantangan saat memasuki pasar baru di luar negeri, khususnya di kawasan ini.
“Dengan meningkatnya minat perusahaan Jepang yang mengarah ke Asia Tenggara, kami percaya bahwa kemitraan dengan Grup Modalku melalui investasi ini, akan mendorong permintaan produk dan layanan Jepang di luar negeri,” kata Kenichi dalam keterangan pers, Kamis (19/12).
Secara tahunan, investasi langsung oleh Jepang di ASEAN rata-rata Rp 296 triliun. Selain itu, terdapat sekitar 15 ribu bisnis yang didirikan oleh perusahaan Jepang di wilayah ini.
Dalam survei Japan Bank for International Cooperation pada 2024, yang melibatkan 500 perusahaan Jepang, ASEAN masuk dalam daftar sepuluh negara teratas yang dianggap menjanjikan untuk pengembangan bisnis internasional, dengan negara-negara ASEAN mendominasi setengah dari daftar tersebut.
Sementara itu, pendapatan layanan keuangan digital di Asia Tenggara diproyeksikan tumbuh lebih dari 20% secara tahunan menjadi Rp 1.126 triliun tahun ini. Angkanya diprediksi Rp 3.200 triliun – Rp 4.800 triliun pada 2030.
Angka proyeksi pada 2024 itu baru mencakup kurang dari 1% terhadap kesenjangan akses kredit sekitar Rp 40.000 triliun di Asia Tenggara.
Co-founder sekaligus CEO Grup Funding Societies | Modalku Kelvin Teo menyampaikan dana dari CJF akan digunakan untuk memperkuat bisnis utama pembiayaan UKM di lima pasar yakni Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Grup Modalku telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 63 triliun kepada sekitar 100 ribu UKM. Nilai transaksi bruto pembayaran atau GTV tahunan lebih dari Rp 22 triliun, sejak memperluas bisnis pembayaran pada 2022.
Startup pinjaman daring itu juga meraup investasi ekuitas strategis dari Maybank dan fasilitas kredit tahunan ketiga dari ASEAN Growth Fund milik HSBC, yang merupakan bagian dari komitmen kumulatif lebih dari Rp. 1.592 triliun fasilitas kredit.