Satu Startup Bikin Nilai Investasi ke Indonesia Kalah dari Thailand

Lenny Septiani
9 Mei 2023, 15:21
pendanaan ke startup, thailand
Katadata/Desy Setyowati
Ilustrasi startup ekonomi digital

Startup Thailand menyalip Indonesia untuk pertama kalinya dalam hal pendanaan pada kuartal I 2023. Salah satu penyebabnya yakni Line Man.

Pendanaan ke startup Indonesia turun 41% secara kuartalan (quarter to quarter/qtq) dan 55% tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I. Sementara itu, Thailand melonjak.

Berdasarkan laporan SE Asia Deal Review: Q1 2023, pendanaan ke startup di Asia Tenggara US$ 2,08 miliar selama Januari – Maret. Nilainya turun 25% qtq dan 52% yoy.

Rincian pendanaan ke startup per negara sebagai berikut:

  1. Singapura: 46% atau US$ 956,8 juta
  2. Thailand: 25,5% atau US$ 530,4 juta
  3. Indonesia: 20,8% atau US$ 432,64 juta, sekitar Rp 6,36 triliun (kurs Rp 14.711 per US$ pada 27 April)
  4. Vietnam: 4,6% atau US$ 95,68 juta
  5. Filipina: 2% atau US$ 41,6 juta
  6. Malaysia: 1,1% atau US$ 22,88 juta

Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menilai pendanaan ke startup Thailand menyalip Indonesia karena besarnya investasi ke satu perusahaan rintisan yakni Line Man.

“Jadi ada satu startup pengantaran makanan yang mendapat investasi sekitar US$ 300 juta,” kata Willson dalam acara East Ventures Open Book & Halal Bihalal di Jakarta, Selasa (9/5).

Line Man mengumpulkan US$ 265 juta dari GIC Singapura, PTT Oil and Retail Business, Taiwan Mobile dan investor lainnya pada September 2022. Startup ini pun berencana melakukan pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO).

Startup tersebut berdiri pada 2020 atau ketika pandemi corona melanda. Pada Desember 2022, Line Man dikabarkan berencana mengakuisisi Foodpanda Delivery Hero SE di Thailand.

Dari sisi ekosistem digital, menurut Willson, Indonesia masih lebih baik ketimbang Thailand.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro. Ia merujuk pada hasil laporan Google, Temasek dan Bain bertajuk e-Conomy SEA 2022 sebagai berikut:

“Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang jauh lebih besar dibanding Thailand,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, akhir bulan lalu (28/4).

Sementara itu, Partner Openspace Ventures Jessica Huang Pouleur mengakui startup Indonesia paling banyak meraih pendanaan di Asia Tenggara pada 2020 dan 2021.

"Sebagian besar investasi ini didorong oleh dana persilangan, yang ditarik oleh kisah demografi makro Indonesia yang sangat menarik,” kata Jessica Huang dikutip dari DealStreetAsia, akhir bulan lalu (27/4).

"Tetapi 'turis' telah pergi," tambah Pouleur. Sementara itu, "perusahaan dengan putaran pendanaan yang dinilai terlalu tinggi belum tumbuh dari sisi valuasi.

Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...