Eks Petinggi Gojek Bicara Strategi Rekrut Pekerja saat Tren Gaji Naik
Gaji pegawai startup naik menurut laporan Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) bertajuk 'Southeast Asia Startup Talent Report 2023. Eks petinggi Gojek pun mengungkap strategi merekrut pekerja.
Mantan petinggi Gojek yang kini menjabat sebagai CEO BINAR Alamanda Shantika mengatakan, startup harus punya strategi merekrut pegawai di tengah tingginya permintaan talenta digital. Ini supaya transformasi digital dibarengi dengan efektivitas biaya.
Oleh karena itu, "pemilihan kualitas talenta, durasi kerja dan kuantitas karyawan menjadi penting untuk dipetakan oleh tiap perusahaan," ujarnya dalam Webinar Fincourage 3.0 bertajuk 'Strategi Rekrut Talenta Digital Untuk Bertahan di Tengah Perubahan Zaman, Selasa (6/6).
BINAR menyediakan Job Connect untuk membantu perusahaan mengembangkan strategi talenta digital. Selain itu, membuka ruang diskusi secara online.
Direktur Sistem Pengadaan Digital Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Patria Susantosa menyampaikan lembaga pemerintah juga harus bisa memiliki strategi tepat dalam merekrut talenta digital.
"Tuntutannya bukan cuma mencapai tujuan organisasi, tapi juga organisasi secara cepat," ujarnya. Dengan begitu, masyarakat bisa dilayani dengan cepat.
"Pelan-pelan kami harus memindahkan dari capital expenditure menjadi operational expenditure. Harus beralih dari swakelola menjadi penyedia jasa, supaya lebih berfokus pada tugas pelayanan dan aspek yang lebih strategis," katanya.
Capital expenditure adalah belanja modal. Sementara itu, operational expenditure yakni pengeluaran terkait operasional sehari-hati.
Sebanyak 86% pendiri startup Asia Tenggara berencana terus merekrut karyawan tahun ini, meski tidak secara besar-besaran. Namun mereka menghadapi lonjakan gaji pegawai startup.
Data tersebut berdasarkan laporan Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) bertajuk 'Southeast Asia Startup Talent Report 2023'. Ini berdasarkan analisis 10.000 poin data dan 30 wawancara dengan pendiri startup di Indonesia, Singapura, dan Vietnam.
Laporan itu menyebutkan, 2023 akan menjadi tahun menantang bagi upaya perusahaan menarik, merekrut, dan mempertahankan talenta digital. Sebab, para pendiri startup kini menghadapi iklim geopolitik yang tidak stabil, suku bunga yang lebih tinggi, inflasi, dan kekhawatiran terkait resesi.
"Perusahaan teknologi yang sebelumnya masif melakukan PHK pada 2022 akan semakin waspada dan penuh strategi dalam merekrut talenta,”demikian dikutip dari laporan, pada April (14/4). "2023 akan menjadi masa tunggu bagi banyak startup teknologi yang ingin bertahan atau mencapai mode default alive.”
Namun talenta digital yang akan masif direkrut yakni yang berperan pada pemasukan perusahaan seperti di fungsi sales, business development, marketing, dan PR.
Dampaknya mulai tampak pada kompensasi yang diterima oleh talenta digital. Founder yang kami wawancarai berencana mendiskusikan lonjakan gaji yang lebih wajar bersama kandidat karyawan.
“Lonjakan gaji akan terus ada untuk menanggulangi inflasi. Meski demikian, besaran lonjakan ini kemungkinan kecil,” demikian dikutip.