Traveloka Dikabarkan Raih Pendapatan Rp 3,43 Triliun
Traveloka dikabarkan meraih pendapatan Rp 3,43 triliun tahun lalu. Namun unicorn ini menutup beberapa layanan sejak 2022.
Hal itu diketahui dari pengajuan laporan keuangan Traveloka Pte Ltd, entitas yang terdaftar di Singapura, kepada regulator. “Pendapatan unicorn US$ 225,92 juta untuk tahun keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2022,” demikian dikutip dari Deal Street Asia, Kamis (9/8).
Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada Traveloka. Namun belum ada tanggapan.
Di satu sisi, Traveloka menutup beberapa layanan. Unicorn ini akan menyetop layanan pembayaran tagihan dan isi ulang alias Bills & Top Up per Oktober.
Layanan Bills & Top Up Traveloka mencakup:
- Pulsa dan paket data
- Mobile postpaid
- Utilitas dan properti
- PLN
- Telkom & Indihome
- TV kabel & internet
- BPJS Kesehatan
- PDAM
- PBB
- Multifinance
- Kartu kredit
- Uang elektronik
- Asuransi
“Perlu diketahui bahwa semua layanan pembayaran Tagihan & Isi Ulang tidak akan tersedia lagi pada Oktober,” demikian dikutip dari aplikasi Traveloka, dua pekan lalu (28/7). “Demi kenyamanan Anda, harap simpan kuitansi tagihan Anda untuk referensi.”
Khusus layanan pembayaran PLN, PBB, dan properti akan ditutup pada 11 Agustus.
Layanan investasi emas di Traveloka pun sudah tidak tersedia. “Jika Anda ingin terus berinvestasi di Emas, Anda dapat membuat akun Emas baru di Pegadaian,” katanya.
Traveloka menutup layanan logistik on-demand Traveloka Send dan pesan-antar makanan Traveloka Eats pada Oktober 2022. Selain itu, menghapus fitur Traveloka Mart pada Agustus tahun lalu.
Tech In Asia melaporkan, perwakilan Traveloka mengatakan bahwa penutupan ini menjadi bagian dari strategi dan prioritas bisnis perusahaan. “Seiring dengan bangkitnya sektor perjalanan, kami antusias ke depan ini,” kata unicorn itu tahun lalu (30/9/2022).
Traveloka menjamin proses sesuai peraturan bagi karyawan, mitra, dan konsumen di kedua layanan tersebut selama penutupan.
Unicorn itu meluncurkan Traveloka Send, Traveloka Eats, dan Traveloka Mart sebagai upaya diversifikasi layanan di tengah pandemi Covid-19. Sebagaimana diketahui, industri pariwisata tertekan aturan penutupan wilayah alias lockdown selama pagebluk.
Meski begitu, Traveloka mendapatkan US$ 300 juta atau setara Rp 7,6 triliun dari BlackRock, Allianz Global Investors, Orion Capital Asia, dan Indonesia Investment Authority (INA).
CEO Traveloka Ferry Unardi mengatakan, pembiayaan tersebut memungkinkan perusahaan memperkuat neraca keuangannya seiring dengan bangkitnya industri perjalanan dari pandemi.