Startup Pariwisata Pegipegi Tutup Setelah 12 Tahun Beroperasi
Startup online travel agent Pegipegi mengumumkan penutupan operasional bisnis setelah 12 tahun beroperasi.
"Hampir genap 12 tahun menjadi solusi travel kamu merupakan pengalaman yang tak tergantikan bagi Pegipegi,” kata Pegipegi melalui laman resminya, Senin (12/12). “Namun dengan berat hati, per 11 Desember, Pegipegi harus pamit.”
"Pegipegi juga berterima kasih untuk segenap mitra akomodasi, penerbangan, transportasi darat dan seluruh mitra lain dari berbagai industri yang telah bersama-sama mendukung kami untuk selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan,” Pegipegi menambahkan.
Pegipegi menyampaikan beberapa informasi terkait operasional kepada para pelanggan atau konsumen di antaranya:
- Pegipegi terakhir menerima pesanan dari pelanggan per 10 Desember pukul 23:59 WIB.
- Seluruh pembelian yang telah dibeli di Pegipegi tetap berlaku, pelanggan masih bisa check in, menggunakan transportasi udara dan darat sesuai waktu checkin maupun waktu keberangkatan. Informasi mengenai pesanan bisa diakses via email yang digunakan ketika membuat pesanan.
- Pengguna dapat menghubungi customer service Pegipegi untuk pertanyaan lebih lanjut, permintaan dana kembali (refund), penggantian jadwal (reschedule) atau komplain.
Pada 20018, Traveloka dikabarkan akan melakukan merger dengan PegiPegi. Namun, Traveloka tidak mengonfirmasi hal ini.
“Traveloka dan Pegipegi adalah dua entitas yang terpisah,” kata narasumber Traveloka kepada Katadata.co.id, awal tahun ini.
Traveloka menegaskan bahwa perusahaan memiliki basis karyawan dan manajemen sendiri, meskipun perusahaan mengakuisisi PegiPegi pada 2018.
Pada 5 Januari 2018, perusahaan teknologi asal Jepang Recruit Holdings Co Ltd melepas tiga bisnis di bidang jasa perjalanan yakni Pegipegi di Indonesia, MyTour di Vietnam, dan TravelBook di Filipina ke perusahaan cangkang atau special purpose vehicle (SPV) berbasis di Singapura Jet Tech Innovation Ventures Pte Ltd.
Menurut laporan Recruit Holdings, Jet Tech membeli ketiga startup itu US$ 66,8 juta atau sekitar US$ 968,6 miliar. Direktur Jet Tech yang turut serta dalam transaksi yakni Hendrik Susanto. Hendrik menjabat sebagai Chief Strategy and Investment Officer Traveloka.
Jet Tech membeli 580,85 juta lembar saham TravelBook, 522.137 lembar saham Pegipegi, dan 252,5 miliar lembar saham MyTour. "Total harga dari TravelBook, Pegipegi, dan MyTour US$ 66,8 juta," demikian dikutip dari laporan tersebut.