Flash Coffee Tunjuk Eks CEO FoodPanda Jadi CEO, Bidik Pasar Indonesia
Ritel kopi Flash Coffee menunjuk eks CEO platform kebutuhan sehari-hari Foodpanda, Jakob Angele, sebagai ketua eksekutif alias executive chairman Flash Coffee. Mantan CEO Flash Coffee, David Brunier, pun pernah menjabat Chief Marketing Officer Foodpanda.
“Setelah tahun-tahun sulit, Flash Coffee merekrut eks CEO Foodpanda, Jakob Angele sebagai executive chairman dalam upaya mencapai keuntungan,” kata laporan Tech in Asia, dilansir Senin (2/9).
CEO ini memimpin Flash Coffee di tengah masalah bisnis dan keuangan perusahaan. Flash Coffee yang didirikan pada 2020, pada tahun lalu menutup kegiatan operasionalnya di Singapura. Mereka juga menjual bisnisnya di Thailand dan menutup jaringan toko di Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan, juga ditutup.
Flash Coffee berkembang pesat hanya di Indonesia. Kini, ada 67 gerai Flash Coffee di Indonesia dan jumlahnya akan bertambah.
InsideRetail melaporkan Flash Coffe bakal membuka gerai baru di Jakarta dan Bandung serta menawarkan menu makanan dan minuman baru. Bahkan pendapatan per gerai meningkat 50% pada awal 2024, berkat menu baru yang diluncurkan.
“Berkat dukungan pelanggan dan fokus strategis kami pada Indonesia sebagai pasar paling ‘matang’, kami akan memperluas jangkauan kami di negara ini dengan menambah banyak toko baru dalam 12 bulan ke depan,” kata Pendiri sekaligus mantan CEO Flash Coffee, David Brunier, pada November 2023.
Masalah keuangan yang membelit Flash Coffe cukup pelik. Pada November 2023, Flash Coffee tercatat punya utang US$ 11 juta atau setara Rp 170,9 miliar kepada 120 debitur. Utang ini termasuk Rp 3,5 miliar utang gaji dan benefit kontrak karyawan.
“Sisa gaji yang harus dibayarkan kepada pekerja terdiri dari 75% gaji bulan September, upah untuk pekerjaan yang diselesaikan hingga 12 Oktober, dan pencairan sisa hari cuti,” kata Serikat Pekerja Makanan dan Minuman Singapura, dilansir dari CNA News, pada November 2023.
Pendanaan terakhir Flash Coffee adalah pendanaan seri B pada 2023 lalu senilai $50 juta atau sekitar Rp 737 miliar yang dipimpin White Star Capital. Bersamaan dengan pendanaan tersebut, Flash Coffee mengklaim beroleh 100% profitabilitas di seluruh gerai di Indonesia.