Unicorn eFishery Disebut Beroperasi Tradisional, Teknologi Tak Secanggih Klaim


Teknologi yang ditawarkan eFishery disebut tidak secanggih klaim perusahaan, menurut presentasi FTI Consulting yang akan disampaikan kepada investor, dikutip dari Bloomberg. Operasional unicorn perikanan ini juga dikabarkan berjalan tradisional.
"eFishery pada dasarnya beroperasi sebagai pemasok pakan, barang nonpakan (misalnya probiotik dan vitamin) dan benih ikan bagi petani di siklus hulu dan sebagai pedagang ikan dan udang di siklus hilir. Keduanya merupakan bisnis tradisional yang padat karya dan menghasilkan keuntungan rendah," demikian isi presentasi dikutip dari Bloomberg, Selasa (25/2).
eFishery membagi layanan menjadi tiga kategori yakni:
1. eFish untuk pembudidaya ikan, dengan produk sebagai berikut:
- eFisheryKu: aplikasi untuk membeli pakan, akses bantuan finansial untuk membeli pakan hingga menjual ikan
- eFeeder: alat pemberi pakan otomatis berbasis Internet of Things alias IoT yang bisa diatur lewat handphone. Pembudidaya bisa mengatur jadwal pemberian pakan, dapat rekomendasi pemberian pakan, sampai mencatat data pakan yang keluar.
- Beli Pakan: fitur yang memfasilitasi pembudidaya untuk membeli 10 lebih merek pakan secara online dengan dua opsi pembayaran, yaitu transfer atau Kabayan
- Kabayan atau Program Kasih, Bayar Nant: akses ke layanan institusi finansial untuk membeli pakan yang bisa dibayar setelah panen.
- Lapak Ikan: fitur untuk jual hasil panen ikan
2. eShrimp untuk pembudidaya udang, dengan produk di antaranya:
- eFarm: aplikasi yang memberikan solusi atas berbagai masalah budidaya udang mulai dari pencegahan penyakit, konsultasi dengan ahli, belanja obat dan vitamin hingga pemesanan eFeeder
- Konsultasi: fitur untuk petambak berdiskusi seputar budidaya udang secara langsung dengan ahli profesional secara online dan gratis
- Toko Budidaya: fitur untuk petambak berdiskusi seputar budidaya udang secara langsung dengan ahli profesional secara online dan gratis
- Kalkulator Budidaya: fitur alat hitung yang membantu mengkalkulasikan data dan memberikan estimasi pertumbuhan udang untuk bantu petambak mengambil keputusan secara akurat
3. eFish dan eShrimp untuk pengusaha dan pembeli: menyediakan akses untuk membeli produk hasil laut
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, situs website eFishery juga sudah tidak bisa diakses pada Kamis (27/2).
Temuan penyelidik FTI Consulting yang disewa oleh direksi eFishery menunjukkan aplikasi utama tidak terhubung dengan sistem akuntansi. Banyak nelayan dan pembudidaya dipertemukan secara manual dengan pembeli.
Model bisnis eFishery menghubungkan petani ikan dan udang dengan pemasok pakan dan benih ikan di satu sisi, dan dengan pembeli di sisi lainnya.
Lembaga keuangan membantu untuk mendanai sistem budidaya berbasis teknologi, yang dirancang untuk mengotomatiskan pemberian pakan, memantau aktivitas kolam, mencocokkan pembeli dan hasil panen, serta menyediakan pemodelan prediktif sesuai dengan kebutuhan petani.
Namun diketahui bahwa teknologi tersebut masih dalam tahap awal, dengan hanya 6.300 eFeeder yang digunakan, yang terdiri dari 5.300 disewa dan 1.000 dari pembelian satu kali. Angka ini jauh di bawah angka yang dilaporkan kepada investor yaitu 400 ribuan.
Selain itu, tidak ada perangkat penginderaan di kolam untuk menyampaikan data penting.
Dari total investasi US$ 314 juta yang diperoleh eFishery dari lima kali penggalangan dana, hanya US$ 8,5 juta atau sekitar 2,7% yang disalurkan untuk mengembangkan teknologi. Draf laporan mencatat masih diperlukan US$ 8 juta lagi untuk mencapai integrasi teknologi secara penuh.
FTI Consulting menemukan bahwa pengumpulan data untuk produk eFishery terbatas. “Ini berarti prediksi pakan ikan hampir setengahnya salah,” demikian dikutip.
Penyelidik menyimpulkan operasional eFishery pada dasarnya sebagai pemasok pakan, barang nonpakan, dan benih ikan bagi petani di siklus hulu. Selain itu, perusahaan berperan sebagai pedagang ikan dan udang di siklus hilir.
Keduanya merupakan bisnis tradisional yang padat karya. Ini yang menjadi alasan jumlah karyawan eFishery hampir 2.600 pada awal tahun lalu. Jumlahnya turun menjadi sekitar 200 pegawai pada awal tahun ini setelah ada Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK massal.
Katadata.co.id mengonfirmasi temuan-temuan tersebut kepada manajemen eFishery di bawah FTI Consulting. Namun belum ada tanggapan.
"Bisnis ikan dan udang perusahaan tersebut beroperasi dengan margin tipis dan sangat merugi," demikian dikutip dari presentasi FTI Consulting. "Dengan situasi saat ini, mungkin sulit untuk memberikan jaminan bahwa pembukuan internal terbaru 100% akurat, catat rancangan laporan tersebut.