Gunakan Kecerdasan Buatan, Airbus akan Luncurkan Pesawat Tanpa Emisi
Presiden Airbus Asia-Pacific Anand Stanley mengatakan, telah memasukkan fitur kecerdasan buatan dalam pesawatnya. Fitur tersebut dapat mengurangi penggunaan bahan bakar dan produksi emisi sekitar 5% sampai 10%.
Stanley menjelaskan mayoritas fitur kecerdasan buatan tersebut dimasukkan dalam manajemen lalu lintas udara. Kecerdasan buatan tersebut dipasangkan dengan kemampuan machine learning.
"Tahukah kamu, waktu seorang pilot menerbangkan pesawat terbang sangat sebentar. Kenapa manajemen lalu lintas udara penting? Karena pesawat yang lebih efisien dan pintas dapat menghemat bahan bakar," kata Stanley dalam ASEAN Indo Pacific Forum, Rabu (6/9).
Stanley menyampaikan sektor lain yang menerapkan kecerdasan buatan adalah dalam pembuatan desain pesawat. Ia mencatat kecerdasan buatan juga digunakan dalam menemukan solusi keberlanjutan.
Lebih lanjut ia mengumumkan Airbus akan mulai memproduksi maskapai tanpa emisi pada 2035. Sementara itu, produsen pesawat asal Perancis tersebut akan membuat seluruh pesawatnya dapat menggunakan bahan bakar berkelanjutan pada 2030.
Stanley menyampaikan saat ini seluruh pesawat besutan Airbus telah dapat menggunakan bahan bakar berkelanjutan hingga 50% dari kapasitas bahan bakar. Bahan bakar berkelanjutan yang dimaksud adalah bahan bakar yang telah dicampur dengan bahan biologis, seperti etanol.
"Pada 2030 seluruh maskapai dapat hanya bahan bakar berkelanjutan untuk terbang. Untuk diketahui, bahan bakar berkelanjutan dapat mengurangi emisi hingga 80% selama masa pakainya," katanya.
Stanley mengatakan bahwa Airbus telah menekan emisi yang dikeluarkan oleh pesawatnya setiap tahun. Oleh karena itu, Stanley menyampaikan Airbus telah berhasil mengurangi emisi per penumpang pesawatnya hingga 80% selama 50 tahun terakhir.
Sementara itu, pesawat Airbus yang dikeluarkan hingga 15 tahun terakhir mengeluarkan emisi lebih rendah sekitar 25% sampai 40% lebih rendah setiap tahunnya. Stanley mengatakan pengurangan emisi lebih dalam selanjutnya hanya dapat dilakukan dengan penggunaan bahan bakar berkelanjutan.
Adapun target selanjutnya setelah penggunaan bahan bakar berkelanjutan adalah memproduksi pesawat tanpa emisi pada 2035. Stanley menjelaskan bahan bakar pesawat tersebut adalah hidrogen.