Eks Petinggi Twitter Tuntut Uang Pesangon ke Elon Musk Rp 2 Triliun
Mantan eksekutif Twitter menuntut Elon Musk dan X Corp uang pesangon senilai US$ 128 juta atau sekitar Rp 2 triliun yang belum dibayar.
Eks CEO Twitter Parag Agrawal, Chief Financial Officer Ned Segal, kepala bagian hukum Vijaya Gadde dan Penasihat Umum Sean Edgett termasuk yang mengajukan tuntutan.
Dalam pengajuan tuntutan itu, pengacara para mantan eksekutif Twitter menyebut Elon Musk membalas dendam kepada mereka setelah membeli perusahaan.
Elon Musk membeli Twitter, yang kini bernama X Corp, US$ 44 miliar pada 2022. Para mantan petinggi itu menduga Elon Musk mencoba untuk mendapatkan kembali sebagian dari biaya yang telah dikeluarkan untuk membeli Twitter.
"Dengan cara berulang kali menolak untuk memenuhi komitmen kontrak yang sudah jelas," kata pengacara dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (5/3).
Elon Musk dan X Corp. disebut membebani karyawan, tuan tanah, vendor, dan lainnya, sejak mengambil alih Twitter.
Para pengacara mencatat Elon Musk dan X Corp. tidak membayar 25 tuntutan hukum berbagai perusahaan, termasuk penyedia perangkat lunak dan layanan hingga tuan tanah.
"Elon Musk tidak membayar tagihan. Ia percaya bahwa peraturan tidak berlaku baginya, dan menggunakan kekayaan dan kekuasaan untuk menindas siapa pun yang tidak setuju dengannya," kata pengaduan tersebut.
Keluhan tersebut juga menyinggung komentar yang dibuat Elon Musk kepada penulis biografi resminya, Walter Isaacson. Saat itu, Elon Musk menyatakan akan 'memburu' setiap eksekutif dan direktur Twitter hingga mereka mati.
Pengacara mantan eksekutif Twitter berpendapat, pernyataan Elon Musk itu bukanlah omong kosong seorang miliarder egois yang dikelilingi oleh para pendukung yang tidak mau berhadapan dengan konsekuensi hukum dari pilihannya sendiri.
Menurut pengacara, Elon Musk membual kepada Isaacson secara khusus tentang bagaimana ia berencana menipu para eksekutif Twitter dari tunjangan pesangon. Tujuannya, menyelamatkan US$ 200 juta untuk dirinya sendiri.
Gugatan tersebut diajukan di Distrik Utara California. Ini setelah pembicaraan penyelesaian antara X Corp. dan mantan manajer Twitter gagal, dalam kasus pesangon US$ 500 juta yang belum dibayarkan kepada para mantan manajer dan teknisi Twitter menjadi sengketa.
Perwakilan dari X Corp. dan Elon Musk tidak segera menanggapi permintaan komentar.