Telkom Khawatir Starlink Jualan di Indonesia: Negara Harus Hadir
Telkom khawatir dengan Starlink yang bisa berjualan layanan internet langsung kepada konsumen di Indonesia. Badan Usaha Milik Negara atau BUMN ini berharap Pemerintah hadir terkait persaingan.
Telkom sebelumnya bekerja sama dengan Starlink terkait backhaul atau infrastruktur dasar telekomunikasi, melalui Telkomsat. Namun kini, Starlink bisa langsung menyediakan layanan kepada konsumen.
BUMN itu juga sudah mengajukan kerja sama dengan Starlink untuk menjadi mitra pada segmen business to consumer (B2C) yang langsung menyasar konsumen. “Tetapi Starlink, dalam kebijakannya, bisa melakukan sendiri,” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, Kamis (30/5).
“Jadi, Starlink yang diresmikan di Bali dua pekan lalu (19/5) itu segmen B2C,” Ririek menambahkan.
Telkomsat menjalin kerja sama dengan Starlink sejak 2021. Perusahaan juga telah menggelar layanan backhaul Starlink sejak 2022 dengan memanfaatkan hak labuh dari Pemerintah.
Telkomsat dan Starlink menandatangani perjanjian kerja sama untuk layanan segmen enterprise berbagai wilayah di Indonesia pada 15 Mei, atau empat hari sebelum pemilik SpaceX Elon Musk meresmikan Starlink di Bali pada 19 Mei.
“Dalam konteks untuk layanan langsung ke pelanggan, Negara perlu hadir,” Direktur Wholesale and International Service Telkom Bogi Witjaksono menambahkan.
Pemerintah mengatakan bahwa kehadiran Starlink bertujuan menyediakan akses bagi masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar Indonesia atau 3T.
Akan tetapi, masyarakat umum bisa memesan langsung perangkat dan layanan internet Starlink. Warganet bercerita, kecepatan internet Starlink bisa mencapai 360 Mbps atau mega bit per detik dengan rata-rata 250 Mbps.
David Brendi atau lebih dikenal dengan David Gadgetin pun menguji coba layanan internet Starlink. David menyebutkan, kecepatan internet Starlink bisa mencapai 250 Mbps.
Selain itu, Telkom sudah menyasar konsumen di 3T, termasuk lewat IndiHome. IndiHome dan Starlink sama-sama menyediakan layanan internet dengan perangkat khusus.
Meski begitu, memang ada beberapa daerah yang sulit dijangkau dengan menara BTS atau Base Transceiver Station karena sejumlah tantangan. Menara BTS Palapa Ring Timur di Kabupaten Puncak, Ilaga, Papua misalnya, pernah dibakar pada 2021.
Selain itu, kelompok kriminal bersenjata menyandera empat pekerja pembangunan BTS milik Bakti Kominfo di Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan tahun lalu.