Robot Pekerja yang Bisa Berkomunikasi Diramal Hadir Tahun Depan
Robot pekerja yang dapat bekerja sama dan menyelesaikan tugas bersama diprediksi hadir tahun depan. Informasi ini diungkapkan oleh raksasa layanan teknologi asal Prancis yakni Capgemini.
Chief Innovation Officer Capgemini Pascal Brier mengatakan, ada perusahaan yang membahas teknologi agen robot pekerja. “Aplikasi yang menggunakan agen otonom benar-benar yang harus dinantikan tahun depan,” kata dia dikutip dari CNBC Internasional, Senin (22/7).
Capgemini mendefinisikan agen berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) sebagai teknologi yang dirancang untuk berfungsi secara mandiri, merencanakan, merefleksikan, mengejar tujuan tingkat tinggi, dan menjalankan alur kerja yang kompleks dengan pengawasan manusia yang minimal.
Dengan kata lain, agen AI akan bekerja di belakang layar untuk menyelesaikan tugas atas nama pengguna.
Dalam laporan berjudul "Memanfaatkan Nilai dari AI Generatif," Capgemini menyebutkan bahwa agen AI yang disebutkan terdiri dari dua jenis:
- Agen individu yang menjalankan tugas atas nama pengguna
- Teknologi multi-agen atau agen yang berbicara dengan agen misalnya, agen AI yang berfokus pada pemasaran dapat bekerja secara otonom dengan agen di departemen hukum organisasi yang sama untuk memastikan kampanye iklan sesuai dengan hukum.
Berbeda dengan sistem AI konvensional yang hanya mengikuti instruksi, agen-agen itu disebut dapat memahami, menafsirkan, beradaptasi, dan bertindak secara mandiri. Untuk tugas tertentu, mereka dinilai mampu menggantikan pekerja manusia.
Gelombang besar pertama AI pada 2022, adalah tentang memahami prompt dan model bahasa besar.
Kini, pengembangan AI dan AI generatif lebih berfokus pada interaksi dengan mesin. Selain itu, menggunakan agen AI sebagai pengganti atau pendamping dalam menyelesaikan tugas.
Capgemini mencatat bahwa 82% perusahaan berencana mengintegrasikan agen AI dalam satu hingga tiga tahun. Hanya 7% yang tidak.
Survei tersebut melibatkan lebih dari 1.100 perusahaan dengan pendapatan lebih dari US$ 1 miliar.
Selain itu, 71% organisasi mengantisipasi agen AI akan memfasilitasi otomatisasi. Sementara 64% perusahaan berharap agen ini akan meringankan pekerja manusia dari tugas berulang, sehingga pekerja dapat berfokus pada fungsi bernilai tambah, seperti pengalaman pelanggan.
Laporan itu menyebutkan, jumlah organisasi yang mengintegrasikan AI generatif ke sistem bertambah empat kali lipat yakni dari 6% pada 2023 menjadi 24% tahun ini.
Hanya 10% perusahaan dengan pendapatan tahunan US$ 1 miliar hingga US$ 5 miliar yang mengimplementasikan AI generatif. Untuk perusahaan dengan pendapatan tahunan US$ 20 miliar atau lebih, porsinya 49%.