Profil Bos KakaoTalk Brian Kim Ditangkap Dugaan Manipulasi Saham Agensi KPop
Miliarder pendiri raksasa teknologi Korea Selatan Kakao Corp, Kim Beom-su atau Brian Kim ditangkap pada Selasa (23/7) atas tuduhan memanipulasi saham selama akuisisi agensi KPop SM Entertainment tahun lalu.
Kasus itu merupakan perkembangan hukum Kakao Corp setelah dua eksekutif lainnya diadili tahun lalu terkait dugaan melakukan kesalahan dalam proses akuisisi agensi KPop SM Entertainment.
Brian Kim dipandang sebagai seorang visioner dalam industri digital Korea Selatan karena membangun grup afiliasi Kakao dengan aset mencapai 86 triliun won sejak meluncurkan aplikasi obrolan pada 2010.
“Kasus apapun terhadapnya dapat membahayakan investasi Kakao dalam kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), serta rencana ekspansi luar negeri,” kata para pakar industri dikutip dari CNN Internasional, Rabu (24/7).
Jaksa mengatakan Kim terlibat dalam manipulasi harga saham SM Entertainment pada Februari tahun lalu untuk menghalangi pesaingnya, Hybe, mengakuisisi.
Profil Bos KakaoTalk Brian Kim
Pria berusia 58 tahun ini tumbuh dalam kemiskinan. Ia menjadi orang pertama di keluarganya yang berhasil menempuh pendidikan di Universitas Nasional Seoul, jurusan teknik. Kim bekerja sebagai guru les privat untuk membayar uang kuliah.
Dikutip dari Financial Times, ayah Brian Kim bekerja sebagai pekerja pabrik dan ibunya menjadi pelayan hotel. Kedua orang tuanya merupakan lulusan sekolah dasar atau SD.
Brian Kim dan saudaranya dirawat oleh nenek, karena kesibukan kedua orang tuanya.
Ia tinggal di rumah kecil di area kumuh di Seoul dengan hanya memiliki satu kamar. Brian Kim berbagi kamar dengan tujuh anggota keluarga pada satu waktu, dan sekarang memiliki kekayaan bersih sekitar US$ 3,4 miliar, menurut Forbes.
Brian Kim saat ini ditahan di sel isolasi 1,4 meter persegi di Pusat Penahanan Seoul Nambu, menurut laporan media Korea Selatan.
Setelah lulus kuliah, Brian Kim bekerja sebagai pengembang alias developer di layanan komunikasi online Samsung selama lima tahun. Kim mendirikan portal game online pertama Korea Selatan, Hangame, pada 1998 dengan modal US$ 184 ribu.
Hangame awalnya berfokus pada bisnis internet cafe, namun kemudian berkembang menjadi perusahaan portal game online pertama di Korea Selatan.
Mesin pencarian Naver pun berminat pada Hangame, sehingga merger menjadi NHN.
Ia dan mitranya meluncurkan aplikasi KakaoTalk pada 2010, dan menjadi tren ketika ponsel pintar alias smartphone mulai menjamur di Negeri Ginseng.
KakaoTalk secara bertahap memperkenalkan layanan seperti emoji, yang membantunya menarik ribuan pengguna. Kini, KakaoTalk menjadi platform obrolan yang dominan di Korea Selatan, dengan 48 juta pengguna aktif bulanan pada kuartal pertama. Tingkat penetrasinya 93% dari total 52 juta penduduk Korea Selatan.
Grup afiliasi Kakao memiliki aset 86 triliun won, menurut Komisi Perdagangan yang Adil Korea Selatan. Konglomerat ini menambah dana dan membayar investor melalui IPO, mendaftarkan Kakao Games pada 2020, KakaoBank, dan KakaoPay pada 2021.
Unit mobilitas Kakao menguasai lebih dari 90% pangsa pasar di pasar taksi online Korea Selatan. Pada November 2023, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan layanan ini bersifat monopoli dan meminta peninjauan ulang.
Dikutip dari The Hindus, pusat data Kakao Corp terbakar pada Oktober 2022, sehingga melumpuhkan sejumlah layanan KakaoTalk beberapa hari. Hal ini memicu kekhawatiran publik mengenai seberapa besar ketergantungan lembaga pemerintah dan perusahaan swasta pada aplikasi tersebut.
Pada Maret 2023, Kakao Corp dan afiliasinya Kakao Entertainment memenangkan pertarungan pengambilalihan melawan manajer supergrup KPop BTS Hybe untuk mengakuisisi agensi KPop SM Entertainment. Ini terjadi dua bulan setelah Kakao Entertainment menerima investasi 1,2 triliun won dari Dana Investasi Publik Arab Saudi dan GIC Singapura.