Jumlah Startup Bangkrut di Amerika Melonjak, Uang Habis dan Masif PHK
Jumlah startup bangkrut di Amerika melonjak 60% selama setahun terakhir. Hal ini karena perusahaan kehabisan uang tunai dari pendanaan yang diraih selama 2021 – 2022.
Riset Carta menunjukkan, jumlah startup bangkrut meningkat tajam bahkan ketika miliaran dolar modal mengalir ke perusahaan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Carta mengatakan, 254 klien yang mendapatkan investasi dari perusahaan modal ventura, bangkrut selama kuartal pertama atau Januari - Maret. Jumlah startup bangkrut meningkat tujuh kali dibandingkan saat Carta mulai melacak kebangkrutan perusahaan rintisan pada 2019.
Kepala Insights di Carta Peter Walker menyampaikan, startup semakin sulit meraih pendanaan selama dua tahun sejak investasi terakhir. Oleh karena itu, perusahaan rintisan memangkas biaya untuk bertahan hidup, termasuk PHK.
“Modal ventura memberikan nasihat agar startup harus tumbuh dengan segala cara dan menghasilkan laba secepatnya,” kata Walker dikutip dari Financial Times, Senin (19/8).
Menurut Carta, hanya 9% dari dana yang diinvestasikan oleh modal ventura selama 2021, yang telah mengembalikan modal kepada investor utama. Porsinya menurun dibandingkan 2017 sebesar 25%.
Analis di Morgan Stanley menyampaikan, meningkatnya jumlah startup bangkrut berdampak terhadap melonjaknya Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK. “Startup mempekerjakan empat juta orang di Amerika,” demikian dikutip.
Beberapa contoh startup bangkrut di Amerika yakni:
- Startup teknologi finansial atau fintech penyedia alat manajemen kredit Tally. Bangkrut setelah sembilan tahun beroperasi, dan memiliki valuasi US$ 855 juta dalam putaran pendanaan pada 2022.
“Perusahaan tidak memperoleh pendanaan yang diperlukan untuk melanjutkan operasional,” kata pendiri Tally Jason Brown.
- Situs web streaming langsung Caffeine, yang memperoleh lebih dari US$ 250 juta dari para investor termasuk Fox Corp, Andreessen, dan Sanabil Investments, bagian dari dana kekayaan negara atau Sovereign Wealth Fund Arab Saudi
- Startup perawatan kesehatan Olive yang memiliki valuasi US$ 4 miliar pada 2021
- Startup penyedia layanan truk Convoy, dengan valuasi US$ 3,8 miliar pada 2022
- Startup ruang kerja bersama WeWork bangkrut setelah mengumpulkan pendanaan sekitar US$ 16 miliar, termasuk dari SoftBank dan SoftBank Vision Fund
Wakil Presiden di perusahaan akuntan untuk perusahaan rintisan Kruze Consulting Healy Jones mengungkapkan beberapa penyebab startup bangkrut di Amerika melonjak, di antaranya:
- Kenaikan suku bunga acuan sejak 2022
- Investasi modal ventura ke startup tahap awal telah anjlok, sementara utang modal ventura berkurang menyusul runtuhnya Silicon Valley Bank tahun lalu, yang menyebabkan banyak perusahaan rintisan terlantar.
- Perusahaan modal ventura mendorong para pendiri startup untuk mengambil investasi sebanyak-banyaknya pada sebelum dan saat pandemi corona, sehingga meningkatkan valuasi terutama pada 2021 – 2022
Jones menyampaikan, klien yang berhasil mengumpulkan dana putaran kedua tahun ini merupakan startup yang berhasil meningkatkan pendapatan rata-rata 600% per tahun.
Selain itu, jumlah startup yang melakukan merger dan akuisisi, maupun pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO) melambat. Alhasil, modal ventura kesulitan mengembalikan dana kepada penanam modal institusional, yang akan berdampak pada sulitnya mengumpulkan uang investor ke depan.
Meski begitu, Jones dan Walker memperkirakan pendanaan startup kembali meningkat setelah dua tahun tidak aktif. Sebagian besar ditujukan kepada perusahaan rintisan di bidang AI.
Klien Kruze telah mengumpulkan US$ 2 miliar pada 2024. Tiga perempat di antaranya diberikan kepada startup AI.