Komdigi Imbau Gen Z Belajar Prompt Engineering agar Untung Pakai AI, Apa Itu?
Komdigi atau Kementerian Komunikasi dan Digital mendorong generasi muda Indonesia menguasai keterampilan prompt engineering sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang kecerdasan buatan atau AI.
“Pengguna pasif hanya memakai AI dengan prompt sederhana. Ada yang lebih unggul hasilnya, yaitu menjadi prompt engineer,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia alias BPSDM Komdigi Bonifasius Wahyu Pudjianto forum diskusi “Berdaya dengan AI di Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta, Jumat (27/6), dikutip dari siaran pers.
Menurut Bonifasius, butuh keahlian khusus dalam menyusun prompt agar AI menghasilkan output optimal. Selain itu, profesi prompt engineer bukanlah profesi eksklusif untuk disiplin ilmu tertentu, tetapi terbuka untuk semua disiplin ilmu.
"Prompt engineer tidak sebatas hanya menulis sesuatu, tapi kita bisa mengkompilasikan dengan prompt-prompt yang tertata secara cermat untuk menghasilkan hasil yang baik," ujarnya.
Apa Itu Prompt Engineering?
Prompt engineering adalah teknik menyusun instruksi atau perintah secara tepat agar AI seperti ChatGPT, DALL·E, atau Midjourney dapat memberikan jawaban yang akurat dan sesuai kebutuhan pengguna.
Melansir TechTarget (10/1), metode ini sangat penting untuk memaksimalkan kemampuan AI dalam memahami dan menanggapi permintaan manusia.
AI generatif bekerja dengan teknologi bernama transformator, yang memungkinkan mesin memproses bahasa manusia melalui natural language processing (NLP). Supaya AI bisa merespons dengan benar, ia perlu diberi petunjuk yang jelas dan terstruktur, inilah peran prompt engineering.
Dalam praktiknya, prompt engineering melibatkan berbagai teknik seperti:
- Tokenisasi: memecah input menjadi unit-unit kecil agar dipahami oleh model
- Penyetelan parameter: menyesuaikan pengaturan seperti panjang respons atau gaya bahasa
- Pengambilan sampel top-k: memilih hasil terbaik dari sekumpulan kemungkinan output
Permintaan yang diberikan ke AI bisa dalam bentuk teks, gambar, atau data lainnya. Meskipun AI bisa memahami bahasa manusia, hasilnya tetap bisa berbeda tergantung dari jenis atau platform AI yang digunakan. Setiap AI memiliki gaya dan cara sendiri dalam menyusun respons.
Rekayasa prompt (prompt engineering) banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Beberapa contohnya, menurut TechTarget:
- Menulis: Membantu jurnalis, penulis, dan pemasar mencari ide dan membuat konten lebih cepat. Misalnya, membuat transkrip acara atau menulis skenario dari cerita.
- Desain grafis: Prompt yang tepat membantu AI membuat desain yang lebih detail dan sesuai keinginan.
- Pengembangan perangkat lunak: Membantu programmer menyelesaikan masalah kode dan membuat potongan kode dengan cepat.
- Kesehatan: Digunakan untuk menganalisis data pasien dan merangkum laporan medis. Chatbot juga bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan dari pasien.
- AI Percakapan: Banyak sektor membuat chatbot khusus sesuai kebutuhan. Contohnya, perusahaan e-commerce memakai chatbot untuk menjawab pertanyaan pelanggan dan membantu menyelesaikan masalah. Dalam kasus ini, prompt digunakan untuk menghasilkan respons yang sesuai, misalnya ringkasan langkah-langkah bagi teknisi, atau panduan lengkap untuk pelanggan biasa.
- Keamanan Siber: Ahli keamanan menggunakan AI untuk mensimulasikan serangan siber. Dengan prompt tertentu, mereka bisa menguji seberapa kuat sistem melawan serangan dan mencari celah keamanannya.
Rekayasa prompt juga penting untuk mencegah AI disalahgunakan. Salah satu bentuk penyalahgunaan adalah serangan injeksi prompt, yaitu ketika seseorang sengaja membuat pertanyaan rumit agar AI bingung atau bertindak di luar aturan.
Contohnya, peneliti pernah berhasil memancing AI membocorkan informasi tersembunyi, seperti nama kode chatbot Bing milik Microsoft yang ternyata “Sydney”, atau mode rahasia ChatGPT bernama “DAN” yang bisa membuat AI menjawab tanpa batasan.
Untuk menghindari hal itu, pengembang menyusun aturan dan prompt khusus agar AI tidak memberikan informasi sensitif. Microsoft bahkan pernah membatasi jumlah pertanyaan dalam satu sesi Bing Chat karena AI sempat memberikan jawaban yang keliru dan aneh.
