Telkom Resmikan AI Center of Excellence, Ditarget Lahirkan Deret Solusi Konkret

Ardhia Annisa Putri
Oleh Ardhia Annisa Putri - Tim Publikasi Katadata
1 September 2025, 16:26
Telkom BATIC 2025
Katadata/Ardhia
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Telkom resmi meluncurkan AI Center of Excellence (AI CoE) pada gelaran Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) 2025, Kamis (28/8), sebagai langkah strategis untuk mempercepat adopsi dan pengembangan Artificial Intelligence (AI) di Indonesia.

Langkah ini dipandang sebagai komitmen nyata Telkom untuk menjadikan Indonesia bukan hanya konsumen teknologi, tetapi juga pemain penting dalam pengembangan AI di Asia.

Dengan hadirnya AI CoE, Telkom ingin membangun ekosistem AI yang kuat dan berkelanjutan, mendorong inovasi yang relevan dengan kebutuhan berbagai sektor, serta menyiapkan Indonesia untuk menghadapi era digital yang semakin kompleks.

“Kami ingin AI CoE menjadi tempat lahirnya ribuan use case AI baru. Semakin banyak pihak yang terlibat, semakin cepat ekosistem AI Indonesia tumbuh,” ujar Direktur IT Digital Telkom Faizal Rochmad Djoemadi.

Inisiatif AI CoE akan hadir di sembilan kota di Tanah Air, berfungsi sebagai pusat pengembangan teknologi sekaligus ruang edukasi, kolaborasi, dan inkubasi solusi AI bagi pemerintah, industri, akademisi, serta mahasiswa.

Menurut Faizal, AI CoE bukan sekadar fasilitas penelitian, tetapi juga wadah kolaborasi yang mampu mempertemukan ide-ide dari berbagai sektor untuk menciptakan solusi nyata di lapangan.

Konferensi pers peluncuran AI CoE oleh Telkom dalam BATIC 2025.
Konferensi pers peluncuran AI CoE oleh Telkom dalam BATIC 2025. (Katadata/Ardhia)

Unik di Setiap Sektor

Dalam sesi “Unleashing AI: Transforming Operations & Services for the Digital Era” yang digelar di Mangupura Hall, Bali, pada hari yang sama, Faizal juga menekankan bahwa AI bukan sekadar teknologi canggih atau tren sesaat, melainkan alat strategis untuk menyelesaikan masalah nyata di berbagai sektor.

“AI itu bukan cuma soal teknologi, tapi soal bagaimana kita memecahkan persoalan di dunia nyata. Dari perusahaan besar, pemerintah, hingga UMKM, semua bisa memanfaatkan AI untuk membuat operasi lebih efisien dan layanan lebih baik,” katanya.

Faizal menyoroti soal pemahaman masyarakat tentang AI yang kerap terbatas pada produk populer seperti chatbot atau aplikasi analitik sederhana. Padahal, penerapan kecerdasan buatan bisa disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap sektor.

“AI untuk pertambangan berbeda dengan AI di sektor kesehatan atau layanan finansial. Fokus kami bukan membuat produk generik, tapi solusi yang dirancang untuk masalah spesifik di setiap sektor,” tegasnya.

Kolaborasi dan Talenta

Sejak 2018, Telkom telah mengembangkan 52 produk dan use case AI, namun kebutuhan di Indonesia diperkirakan mencapai ribuan. Dalam pengembangan AI-nya, Telkom menggarisbawahi soal pentingnya dua kunci utama.

Pertama, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan pengembangan AI. Faizal menjelaskan tiap pihak punya peran pentingnya masing-masing; universitas dan lembaga riset menjadi sumber inovasi dan talenta; penyedia teknologi menyediakan infrastruktur dan solusi siap pakai; integrator sistem menghubungkan teknologi dengan proses bisnis, dan pemerintah memastikan regulasi serta etika AI berjalan dengan baik.

Kedua, talenta digital. Saat ini, perusahaan memiliki sekitar 2.000 digital talent, dengan 250 di antaranya fokus pada pengembangan AI. Sekitar 90 persen berasal dari generasi muda Indonesia yang diharapkan menjadi penggerak transformasi digital nasional.

“Anak-anak muda ini harus memimpin transformasi digital di negeri sendiri. AI tidak hanya menciptakan inovasi, tapi juga membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing global,” kata Faizal ketika ditemui secara terpisah oleh tim Katadata.

BATIC 2025, yang berlangsung 26-29 Agustus 2025 di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali, menjadi ajang utama bagi pemangku kepentingan sektor telekomunikasi, digital, dan teknologi dari seluruh dunia. Mengusung tema “Igniting Tomorrow’s Digital Evolution”, konferensi ini mempertemukan operator telekomunikasi, penyedia teknologi, pembuat kebijakan, hingga investor untuk mendorong kolaborasi dan inovasi di era konektivitas cerdas.

Kehadiran AI CoE di tengah konferensi ini sekaligus menunjukkan posisi strategis Telkom sebagai pionir transformasi digital di Indonesia, sekaligus membuka peluang bagi semua pihak untuk ikut serta dalam pengembangan ekosistem AI yang inklusif dan berkelanjutan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Arif Hulwan

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...