Spesifikasi Satelit Nusantara Lima, Siap Mengangkasa dari AS

Kamila Meilina
9 September 2025, 16:28
Satelit Nusantara Lima
Satnews
Satelit Nusantara Lima
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Pasifik Satelit Nusantara atau PSN akan segera mengorbitkan satelit Nusantara 5 pada hari ini (9/9), dari Cape Canaveral, Amerika Serikat. Satelit komunikasi berteknologi tinggi ini diproduksi Boeing dan akan diluncurkan menggunakan roket Falcon-9 milik SpaceX.

Melansir laman resmi PSN, Nusantara 5 dibangun dengan platform Boeing 702MP dan dirancang untuk mengorbit di slot 113° Bujur Timur. Satelit ini memiliki usia operasional lebih dari 15 tahun, dengan kapasitas yang diklaim terbesar di Asia, mencapai lebih dari 160 Gbps.

Dengan teknologi Very High Throughput Satellite (HTS), Nusantara 5 membagi area cakupan ke dalam 101 Ka-Band spot beam. Sistem ini memungkinkan efisiensi frekuensi melalui frequency re-use, sehingga bandwidth yang tersedia bisa dimaksimalkan, sehingga bisa menjadi solusi konektivitas di Indonesia dengan lebih dari 17.000 pulau. Cakupannya meliputi Indonesia, Filipina, dan Malaysia.

PSN selaku operator menyiapkan 7 stasiun bumi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, antara lain di Cikarang, Banjarmasin, Aceh, Bengkulu, Gresik, Kupang, dan Tarakan. Kehadiran stasiun-stasiun ini akan mendukung konektivitas satelit serta memastikan kelancaran layanan komunikasi di seluruh nusantara.

Selain berfungsi sebagai satelit utama, Nusantara 5 juga disiapkan untuk menjadi pendukung bagi satelit SATRIA-1. Artinya, satelit ini akan berperan sebagai cadangan jika terjadi gangguan atau keterbatasan kapasitas pada satelit utama.

Sebelumnya, CEO PSN Adi Rahman Adiwoso mengungkap Nilai investasi yang digelontorkan untuk peluncuran satelit ini diperkirakan mencapai Rp 7 triliun sampai Rp 7,5 triliun.

Menurut dia, kebutuhan kapasitas satelit di kawasan masih terus meningkat. Saat ini total kapasitas yang tersedia dari Telkom dan PSN mencapai sekitar 400 Gbps.

Padahal, studi Comdigital memperkirakan Indonesia membutuhkan 1 Tbps pada 2030. “Sekarang ada Starlink. Kemudian AWS Kuiper dan lainnya. Kami berharap bisa mengisi seluruh kebutuhan Indonesia ke depan,” ujar Adi, ditemui usai Diskusi Panel Ariksa, di Jakarta Pusat, Kamis (21/8).

Melansir Satnews, Satelit Nusantara 5 dilengkapi teknologi pemrosesan payload canggih yang memungkinkan kapasitas internet dan komunikasi diarahkan ke wilayah dengan kebutuhan tertinggi, termasuk kota besar, desa terpencil, atau daerah terkena dampak bencana.

Satelit itu juga dilengkapi sayap surya buatan Spectrolab, anak perusahaan Boeing, yang dapat menghasilkan daya hingga 15 kW untuk mendukung operasi penuh selama misi 15 tahun.

Setelah peluncuran dan pengecekan di orbit, Satelit Nusantara 5 dijadwalkan mulai beroperasi komersial dari orbit geostasioner sekitar 35 ribu kilometer di atas permukaan bumi pada 2026.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...