Pemegang Saham Tesla Setuju Gaji Elon Musk Hampir Rp 16.600 Triliun
Sebanyak 75% pemegang saham Tesla setuju untuk membayar CEO Elon Musk hampir US$ 1 triliun atau Rp 16.600 triliun (kurs Rp 16.600 per US$).
Anggota dewan direksi Tesla merekomendasikan agar pemegang saham menyetujui rencana gaji yang mereka ajukan pada September itu. Sementara itu, dua raksasa penasihat proksi yakni Institutional Shareholder Services (ISS) dan Glass Lewis merekomendasikan untuk menentang 'gaji' Elon Musk sebesar itu.
Meski begitu, penasihat umum Tesla Brandon Ehrhart mengatakan suara yang setuju lebih banyak ketimbang yang menentang. "Akan tetapi, ada sejumlah suara abstain dan Tesla sedang mempertimbangkan langkah selanjutnya," kata dia usai Rapat Pemegang Saham Tahunan Tesla di Austin, Texas, Kamis (6/11) waktu Amerika Serikat, dikutip dari CNBC Internasional.
Paket gaji Elon Musk hampir Rp 16.600 triliun itu terdiri dari 12 tranche saham yang akan diberikan jika Tesla mencapai tonggak tertentu dalam dekade mendatang.
Elon Musk peningkatan hak suara atas perusahaan, memenuhi tuntutan yang telah ia sampaikan secara publik sejak awal 2024. Kepemilikannya akan meningkat dari sekitar 13% menjadi 25%, menambah lebih dari 423 juta lembar saham ke dalam kepemilikannya.
Tranche pertama saham akan dibayarkan jika Tesla mencapai kapitalisasi pasar US$ 2 triliun. Kapitalisasi pasar Tesla saat ini
US$1,54 triliun. Penghargaan yang terkait dengan kenaikan kapitalisasi pasar akan dipadukan dengan pencapaian operasional.
Sembilan tahap berikutnya akan diberikan jika nilai Tesla meningkat US$ 500 miliar, hingga mencapai US$ 6,5 triliun. Elon Musk akan mendapatkan dua tahap terakhir jika kapitalisasi pasar meningkat US$ 1 triliun, yang berarti CEO harus mencapai US$ 8,5 triliun agar bisa mendapatkan paket lengkap.
Tesla juga memaparkan serangkaian tonggak pendapatan untuk Elon Musk, dimulai dengan laba tahunan yang disesuaikan US$ 50 miliar hingga mencapai US$ 400 miliar. Pada kuartal ketiga, Tesla melaporkan EBITDA yang disesuaikan US$ 4,2 miliar.
Target lain yang terkait dengan rencana pembayaran yang baru disetujui itu antara lain mencapai 20 juta pengiriman kendaraan, 10 juta langganan FSD alias Full Self-Driving aktif, satu juta bot atau robot humanoid Optimus yang telah terkirim, dan satu juta robotaxi yang beroperasi secara komersial.
Hingga saat ini, Tesla telah mengirimkan lebih dari delapan juta kendaraan, menurut pernyataan proksinya pada September.
Rencana yang diusulkan tidak menentukan apakah langganan FSD harus dibeli atau dapat mencakup uji coba gratis. Tesla saat ini menyediakan sistem mengemudi otomatis parsial, yang dipasarkan sebagai 'FSD Supervised' di AS. Perusahaan bermaksud untuk meningkatkan sistem FSD Supervised-nya agar tidak memerlukan pengawasan manusia di dalam kendaraan.
Dikutip dari Reuters, Elon Musk masih dapat mengumpulkan lebih dari US$ 50 miliar hanya dengan mencapai beberapa target yang lebih mudah dicapai.
Ada juga daftar 'peristiwa yang dicakup' dalam ketentuan penghargaan yang akan memungkinkan Elon Musk memperoleh saham tanpa memenuhi tonggak operasional yang disyaratkan.
Peristiwa yang dicakup meliputi bencana alam, perang, pandemi, dan perubahan pada hukum, peraturan, atau tindakan atau kelambanan pemerintah internasional, federal, negara bagian, dan lokal, yang dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk merancang, memproduksi, atau menjual produknya di kemudian hari.
Para pemegang saham memberikan suara atas rencana baru itu setelah Pengadilan Tinggi Delaware memutuskan tahun lalu bahwa rencana gaji Elon Musk yang sebelumnya ditetapkan pada 2018 tidak sah oleh dewan Tesla dan harus dibatalkan.
Elon Musk mengajukan banding atas putusan tersebut dan masalah ini akan diputuskan oleh Mahkamah Agung Negara Bagian Delaware.
Selain memimpin Tesla, Elon Musk menjalankan xAI yang telah bergabung dengan X, SpaceX dan bisnis internet satelitnya Starlink, serta merupakan pendiri perusahaan antarmuka komputer otak Neuralink dan usaha penggalian terowongan The Boring Company.
Elon Musk juga terlibat aktif dalam politik, terutama dalam upaya mendorong Presiden AS Donald Trump kembali ke Gedung Putih, dan kemudian memimpin upaya besar-besaran untuk memangkas anggaran pemerintah federal di awal masa jabatan keduanya.
Biro Riset Ekonomi Nasional menerbitkan makalah bulan lalu yang memperkirakan bahwa penjualan Tesla sejak Oktober 2022 hingga April 2025 di AS akan 67% hingga 83% lebih tinggi tanpa 'tindakan polarisasi dan partisan' Elon Musk.
Rencana pembayaran yang baru disetujui tidak membatasi aktivitas politik Elon Musk, dan tidak menetapkan jumlah waktu minimum yang harus dihabiskannya untuk bekerja di Tesla.
