Buntut Boikot Produk Jepang, Uniqlo Tutup Sejumlah Gerai di Korsel

Image title
Oleh Ekarina
3 Agustus 2020, 14:03
Buntut Boikot Produk Jepang, Uniqlo Tutup Sejumlah Gerai di Korsel
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi UniQlo di Kawasan Summarecon Mall Bekasi, Jawa Barat (4/4).

Perusahaan retail Jepang Uniqlo Co Ltd. mengumumkan penutupan sembilan toko di Korea Selatan pada bulan ini. Kebijakan ini ditempuh lantaran penjualan perseroan terus merosot tajam akibat pandemi corona serta meningkatnya sengketa perdagangan antara Korsel dan Jepang yang dimulai sejak Juli tahun lalu.

Beberapa gerai yang akan ditutup saat ini antara lain berlokasi di Gangnam dan Seocho, dekat pusat kota Seoul. Saat ini,  jumlah gerai Uniqlo di Korea Selatan berjumlah 174 unit, lebih rendah dibandingkan per akhir Agustus 2019 sebanyak 187 gerai. 

Advertisement

Penjualan Uniqlo di Korea Selatan terus tertekan karena banyak konsumen Korea Selatan memboikot produk Jepang sejak Juli tahun lalu. Aksi ini merupakan  bentuk protes atas pembatasan ekspor Jepang terhadap beberapa produk chip yang dibutuhkan industri semikonduktor Negeri Ginseng, seperti Samsung dan SK Hynix.

Ketegangan hubungan bilateral kedua negara kian bertambah, setelah pengadilan tinggiKorea Selatan memerintahkan perusahaan Jepang untuk memberikan kompensasi kepada korban kerja paksa Jepang pada 2018. Pengekangan Tokyo selanjutnya terhadap Seoul dinilai semakin memperburuk situasi.

Manajemen Uniqlo menepis kabar penutupan yang lebih besar di negara tersebut. "Kami tidak berencana melakukam penutupan lebih lanjut. Pada September, kami berencana untuk membuka toko baru," kata seorang pejabat perusahaan dikutip dari kantor berita Yonhap, Senin (3/8).

Tetapi, GU  "saudara" dari merek Uniqlo, telah memutuskan untuk menarik diri sepenuhnya dari Korea Selatan. 

Boikot Produk Jepang

Reaksi keras konsumen Korea Selatan yang mulai menghindari produk Jepang, dalam beberapa kasus berdampak cukup parah terhadap keuangan perusahaan Negeri Sakura.

Dikutip dari Nikkei Asian Review, CEO Score perusahaan riset yang berbasis di Seoul, mengungkapkan laba operasi gabungan dari 31 perusahaan konsumen Jepang di  Korea Selatan anjlok 71,3% menjadi 145,9 miliar won (US$ 121 juta) pada 2019.

Sementara itu, pendapatan gabungan perusahaan turun 6,9% menjadi 7,9 triliun won selama periode yang sama.

Dampak terbesar lain akibat boikot ini adanya alih konsumsi atau produksi barang-barang Jepang oleh produsen Korea, bahkan jika merek-merek tersebut telah mulai memengaruhi loyalitas konsumen.

"Politik dan konsumsi kebutuhan sehari-hari berbeda, bir kami telah menjadi bir impor terlaris di Korea Selatan selama delapan tahun berturut-turut hingga 2018, kini mulai menurun drastis," kata CEO Asahi Group Holdings Akiyoshi Koji kepada Nikkei Asian Review , Desember lalu.

Lotte Asahi dinilai sebagai salah satu perusahaan yang terdampak cukup parah . Penjualan perusahaan ini turun 50,1% menjadi 62,3 miliar won pada 2019, sedangkan unit lokal mencatat 19,8 miliar won kerugian operasional, menurut CEO Score.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement