KLH Minta Kawasan Industri Jaga Kualitas Udara Jabodetabek Saat Musim Kemarau


Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), meminta kawasan industri yang berada di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) untuk menjaga kualitas udara pada saat musim kemarau.
Menteri LH, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan kualitas udara di Jabodetabek cenderung memburuk pada saat musim kemarau dan memerlukan perhatian dari kawasan industri. Dia mengatakan, indikator kualitas udara biasanya menunjukkan kondisi merah atau buruk saat memasuki musim kemarau.
"Biasanya indikator stasiun kualitas udara kita langsung merah," ujar Hanif saat ditemui di Jakarta, Kamis (10/4).
Hanif juga menekankan pentingnya konversi penggunaan bahan bakar dari batubara ke gas sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek.
Dia menjelaskan boiler berbasis batubara berkontribusi signifikan terhadap polusi atmosfer dengan kontribusi sekitar 16-20 persen dari total emisi polutan udaranya.
"Konversi ke gas adalah langkah ideal untuk meningkatkan kualitas udara kita," sebutnya.
Hanif melanjutkan, pemerintah akan memberikan dukungan regulasi serta insentif dan sanksi disinsentif bagi perusahaan-perusahaan yang bersedia melakukan transisi tersebut. Selain itu, dia akan menindak tegas industri yang masih melakukan produksi dengan pembakaran terbuka tanpa toleransi sama sekali.
"Kami tidak akan mentolerir open burning yang berpotensi merusak kesehatan masyarakat," ungkapnya.
Hanif mengatakan, pihaknya juga akan meminta kepada pengelola kawasan industri untuk menyiapkan Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) sebagai bentuk antisipasi potensi polusi udara jelang memasuki musim kemarau.
"Karena ini peraturan menterinya belum ada, kami akan memandatkan lebih awal dengan keputusan menteri sampai peraturan menterinya akan dibangun. Sehingga sifatnya semi mandatory," jelasnya.