Hero Global Investment akan Pakai Dana Hasil IPO Untuk Kembangkan EBT 100 MW
Perusahaan energi terbarukan PT Hero Global Investment Tbk akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2025. Perusahaan mengatakan dana dari initial public offering (IPO) akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Presiden Direktur Hero Global Investment, Robin Sunyoto, mengatakan pihaknya menargetkan dana Rp 299 miliar terkumpul dari IPO. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 25 Megawatt (MW) dan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) 10 MW di Sumatra Utara.
Selain itu, berusahaan yang akan berkode emiten HGII ini akan mengembangkan PLTA dan PLTM di Sumut dengan total kapasitas hingga 57 MW. Mereka akan mulai membangun PLTM 25 MW tahun 2025 dan beroperasi secara komersial pada 2028.
Proyek kedua adalah PLTM kapasitas 10 MW yang ditargetkan mulai konstruksi pada 2026 dan beroperasi pada 2028. Ketiga, pembangunan PLTM 2 MW dan PLTM 20 MW yang saat ini dalam tahap pra-studi kelayakan.
"Hero Global Investment berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam menyediakan akses listrik sekaligus meningkatkan bauran energi baru terbarukan," ujar Robin dalam keterangan tertulis, Jumat (20/12).
Perusahaan juga akan mengembangkan pembangkit EBT jenis lainnya, yaitu biogas, biomassa, dan surya dengan total kapasitas 24 MW sebagai salah satu bentuk diversifikasi dan ekspansi usaha.
Hero Global Investment juga akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) 3 MW di Kalimantan Barat yang ditargetkan mulai konstruksi tahun 2026 dan beroperasi secara komersial tahun 2028.
Proyek lainnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) kapasitas 2 MW di Kalimantan Barat yang ditargetkan mulai konstruksi taun 2025 dan beroperasi tahun 2027.
Selain itu, mereka akan membangun PLTBg kapasitas 2 MW di Kalimantan Barat tahun 2025 dan beroperasi tahun 2027. Berikutnya adalah PLTBm berkapasitas 5 MW di Riau yang telah ditetapkan Daftar Penyedia Terseleksi (DPT).
Pembangunan selanjutnya adalah PLTBg berkapasitas 2 MW di Kalimantan Barat. Berikutnya, HGII akan menggelar pra-studi kelayakan untuk tenaga surya kapasitas 10 MW yang berlokasi di Sumatra Utara.
"Kami telah melihat potensi energi terbarukan jenis tenaga air, biomassa, biogas, dan surya di Sumatra Utara, Riau, dan Kalimantan Barat yang akan dikembangkan oleh HGII," kata Robin.
Saat ini HGII telah memiliki dan mengelola 2 PLTM dengan total kapasitas 19 MW. Selanjutnya, HGII akan melakukan ekspansi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan PLTM dengan total kapasitas 57 MW.
Melalui ekspansi energi terbarukan jenis hidro, biomassa, biogas, dan surya, ke depan HGII akan memiliki dan mengelola pembangkit hijau dengan total kapasitas 100 MW pada 2031.