Memahami Definisi, Karakteristik, dan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Siklus akuntan perusahaan jasa tidak jauh berbeda dengan perusahaan dagang, perbedaannya terletak pada proses kegiatan usaha dan produk yang dihasilkan serta berpengaruh pada lembar kerja perusahaan. Idealnya lembar kerja yang digunakan sederhana dibandingkan perusahaan manufaktur atau dagang.
Dalam perusahaan jasa hanya terdapat jurnal pendapatan untuk transaksi penjualan. Sedangkan di perusahaan dagang, transaksi penjualan mencakup akun penjualan, harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan. Apa saja siklus akuntansi perusahaan jasa? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Sekilas tentang Perusahaan Jasa
Mengutip Repository.ekuitas.ac.id, perusahaan jasa menjual jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, perusahaan jasa menjual barang yang tidak berwujud (Ita, Sumiato, 20212). Perusahaan jasa berbeda dengan perusahaan dagang bisa dilihat dari karakteristiknya.
Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang menjual jasa dan akan memperoleh pendapatan dari hal tersebut. Dengan kata lain, perusahaan ini tidak bisa memperjualbelikan produk yang memiliki fisik secara nyata.
Perusahaan jasa memperjualbelikan produk non fisik dalam bentuk pelayanan kepada konsumen, bentuk pelayanan tersebut mengarah pada kemanfaatan yang bersifat non fisik.
Berikut contoh perusahaan jasa:
- Jasa profesi: Akuntan, dokter, konsultan keuangan dan konsultan pajak.
- Jasa travel: Angkutan umum dan penjualan tiket perjalanan.
- Layanan instalasi dan reparasi: Bengkel atau ponsel.
- Jasa pendidikan atau kursus: Kursus bahasa, bimbingan belajar dan sekolah.
- Penginapan: Asrama, hotel dan mess.
- Penyedia layanan komunikasi: Radio, telepon dan televisi.
- Jasa perawatan tubuh: Spa dan salon.
Karakteristik Perusahaan Jasa
Karakteristik perusahaan jasa meliputi beberapa hal berikut:
- Kegiatan utama menjual jasa karena perusahaan tidak bisa membuat produk sehingga kegiatan utama perusahaan jasa hanya menjual atau menawarkan jasa yang dimilikinya.
- Tidak menyediakan produk dalam bentuk fisik. Seperti yang Anda ketahui bahwa jasa merupakan bentuk intangible sehingga perusahaan jasa tidak bisa menjual produk yang bisa dilihat atau disimpan. Meski produk yang dijual tidak bisa dilihat tetapi manfaatnya bisa dirasakan oleh pengguna atau konsumennya.
- Hasilnya tidak bisa disamakan karena sangat subjektif dan bergantung pada kepuasan konsumen atau pelanggannya. Hasil dari usaha jasa cukup subjektif bergantung pada kepuasan konsumen atau pelanggan. Sehingga hasil usaha jasa bisa disamakan anatara satu konsumen dengan konsumen lainnya.
- Tidak ada harga pokok produksi, artinya perusahaan jasa tidak bisa melakukan kegiatan produksi barang karena tidak memerlukan bahan baku produksi. Hal itu membuat laporan keuangan akuntansi perusahaan jasa tidak ada informasi mengenai harga pokok produksi dan penjualan.
- Tidak ada standar harga yang umum, kebutuhan konsumen atau pelanggan biasanya berbeda, bergantung keinginan dan keluhannya. Sehingga harga jasa harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan tidak bisa dipatok.
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Tidak jauh berbeda dengan perusahaan lainnya, perusahaan jasa perlu membuat laporan keuangan. Siklus akuntan diperlukan agar laporan keuangan yang dihasilkan baik dan benar. Berikut siklus akuntan perusahaan jasa:
1. Melakukan Identifikasi dan Analisis Transaksi (Penggolongan)
Langkah pertama dalam tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa yaitu menganalisis transaksi dan melakukan identifikasi. Akuntan atau Anda perlu melakukan identifikasi transaksi agar bisa dicatat dengan benar. Transaksi yang bisa dicatat mengakibatkan perubahan posisi keuangan, memiliki bukti dan bisa dilihat dalam unit moneter secara objektif. Contohnya kwitansi penjualan, nota pembelian dan lainnya.
Jika sudah melakukan identifikasi transaksi, Anda perlu menentukan pengaruhnya pada posisi keuangan. Agar memudahkan, Anda bisa menggunakan persamaan matematis yaitu:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
2. Pencatatan Transaksi di Dalam Jurnal
Setelah informasi transaksi dianalisis, selanjutnya dicatat dalam buku jurnal umum yaitu catatan kronologis mengenai transaksi yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Silakan catat semua transaksi keuangan secara detail di jurnal umum berdasarkan data yang sudah dikumpulkan untuk memudahkan ke tahap selanjutnya.
3. Posting ke Buku Besar
Langkah berikutnya sebagai contoh siklus akuntansi di perusahaan jasa yaitu memposting ke buku besar yang berisi kumpulan rekening-rekening pembukuan yang digunakan untuk mencatat informasi mengenai aktiva tertentu. Silakan golongkan data transaksi keuangan berdasarkan jenis transaksi, tanggal, nomor, nama akun dan lainnya.
Dengan begitu, seluruh transaksi perusahaan di jurnal yang berhubungan dengan kas bisa masuk dalam satu buku besar kas. Silakan hitung saldo masing-masing akun di buku besar agar bisa mengetahui total nilai akun.
4. Menyusun Neraca Saldo
Neraca saldo merupakan daftar saldo rekening buku besar dalam periode tertentu. Cara menyusun neraca saldo cukup mudah, Anda hanya perlu memindahkan saldo di buku besar ke neraca saldo untuk disatukan. Saldo dalam neraca saldo jumlahnya harus sama antara debit dan kredit. Jika jumlah debit dan kredit seimbang, artinya tidak ada kesalahan dalam pencatatan data.
5. Menyusun Jurnal dan Neraca Saldo Penyesuaian
Jika di akhir periode akuntansi perusahaan jasa, ada transaksi yang belum tercatat atau transaksi salah maka perlu disesuaikan dan dicatat dalam jurnal penyesuaian. Penyesuaian dilakukan secara periodik yaitu saat laporan akan disusun.
Anda perlu membuat neraca saldo kedua dengan cara memindahkan saldo yang sudah disesuaikan di buku besar ke neraca saldo baru. Saldo dari akun buku besar dikelompokkan menjadi kelompok aktiva atau pasiva. Saldo antara kelompok aktiva dan pasiva di neraca saldo harus seimbang. Contohnya penyusutan peralatan dan uang sewa yang belum lunas.
6. Membuat Neraca Lajur
Penyusunan neraca lajur perusahaan jasa mengacu pada neraca saldo dan jurnal penyesuaian. Jika keduanya sudah dibuat, penyusunan neraca lajur bisa dilakukan dengan mudah. Neraca lajur memberi informasi membentuk laporan laba rugi dan neraca.
Kedua hal tersebut menjadi dasar pembuatan laporan keuangan. Penyusunan neraca lajur perusahaan mengacu pada neraca saldo dan jurnal penyesuaian. Jika keduanya sudah dibuat, penyusunan neraca lajur bisa dilakukan secara mudah. Neraca lajur memberikan informasi dalam bentuk laba rugi dan neraca. Kedua hal tersebut menjadi dasar pembuatan laporan keuangan.
7. Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Dalam siklus akuntansi atau keuangan perusahaan jasa, siklus akuntan perusahaan jasa berikutnya menyusun laporan keuangan perusahaan jasa. Laporan keuangan yang disusun seperti perubahan modal, laba rugi, neraca dan laporan arus kas.
8. Penyusunan Jurnal Penutup
Jika sudah membuat laporan keuangan, Anda harus membuat jurnal penutup perusahaan jasa. Jurnal penutup dibuat di akhir periode akuntansi saja. Proses pembuatannya terdapat pada dokumen yang digunakan sebagai dasar menyusun jurnal penutup laporan laba rugi seperti laporan perubahan modal dan rekening nominal.
Rekening yang ditutup berupa rekening nominal atau laba-rugi. Caranya bisa dilakukan dengan me-nolkan atau membuat nihil rekening tersebut. Rekening nominal perlu ditutup karena rekening tersebut digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber yang terjadi di periode berjalan.
9. Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik merupakan tahap pembalikan beberapa akun yang sudah ditutup untuk mengembalikan saldonya. Akun perkiraan yang dibalik merupakan pembayaran yang dibayar di muka sebelum jatuh tempo.
10. Neraca Akhir atau Awal Setelah Penutupan
Tahap ini dikenal dengan neraca akhir atau awal yang dihasilkan di akhir periode. Dikenal sebagai neraca awal karena digunakan di siklus akuntansi periode berikutnya.
Dapat disimpulkan, siklus akuntansi perusahaan jasa meliputi posting ke buku besar, menyusun neraca saldo, menyusun jurnal penyesuaian, menyusun kertas kerja atau neraca lajur, menyusun laporan keuangan dan jurnal penutup.
Siklus akuntan perusahaan jasa tidak rumit meski sedikit barang fisik yang dimasukkan ke transaksi. Namun Anda harus lebih teliti dalam melakukan setiap tahapannya agar tidak banyak mengalami kerugian saat membuat laporan keuangan.