Profil Kemal Kilicdaroglu, Lawan Presiden Erdogan di Pemilu Turki
Presiden Turki Tayyip Erdogan berhasil mengungguli pesaing utamanya, Kemal Kilicdaroglu, dalam pemilu Minggu (14/5). Namun, Erdogan gagal meraih mayoritas suara alias lebih dari 50%. Pemilu putaran kedua akan dilaksanakan pada 28 Mei, pertama kali dalam sejarah politik Turki.
Petahana yang sudah memimpin Turki hampir 20 tahun lamanya ini tengah bersaing sengit dengan Kilicdaroglu. Survei Konda pada tiga hari sebelum pemilu menyatakan Erdogan meraup 43,7% suara, sedangkan oposisi meraih 49,3%.
Dengan angka tersebut, Kilicdaroglu disebut punya peluang mengalahkan Erdogan dalam pemilu. Utamanya karena tokoh ekonom tersebut disokong koalisi besar yang terdiri dari enam partai oposisi, Aliansi Bangsa. Koalisi ini mencakup partai sayap kiri, tengah, dan kanan politik Turki.
Mantan diplomat Turki Sinan Ulgen menjelaskan koalisi besar ini adalah peristiwa luar biasa dalam sejarah politik negaranya. “Satu kegagalan besar mengapa dulu oposisi tidak bisa menggeser Erdogan adalah tidak bisa bertindak satu suara,” kata Ulgen.
Jadi Ekonom Sebelum Masuk Politik
Kilicdaroglu, 74 tahun, adalah pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP) dan ketua oposisi utama di Turki sejak 2010. Sebelum masuk ke politik, ia belajar ekonomi di Gazi University dan lulus pada 1971. Ia lalu bekerja di Kementerian Keuangan dan naik menjadi ketua Departemen Pendapatan pada 1983.
Namanya kian melambung saat menjadi direktur Lembaga Jaminan Sosial pada 1992. Perhatian pada hal detil dan sifat bisa dipercaya membuat Kilicdaroglu memperoleh titel Bureaucrat of the Year dari majalah setempat pada 1994. Barulah pada 1999 di umur 50-an, ia pensiun dari kantor tersebut.
Keputusan Kilicdaroglu untuk pensiun bersamaan dengan momen penting di negara tersebut. Mulai dari problema Suku Kurdi, inflasi, hingga kuatnya liberalisasi di negara tersebut. Belum lagi korupsi dan gempa bumi yang melanda turki menyebabkan kerusakan baik secara materil dan nyawa.
Keadaan tersebut memicu Kilicdaroglu masuk ke ranah politik tapi gagal masuk dari Partai Demokrat. Akhirnya dengan adanya krisis finansial 2001 serta pengalamannya di bidang birokrasi membuatnya dapat masuk ke CHP.
Ia masuk parlemen setelah pemilu 2002, dimana CHP menjadi satu dari dua partai yang berhasil masuk ke parlemen. Begitu juga di pemilu 2007, ia kembali terpilih.
Maju Walikota Istanbul
Memiliki pengalaman di parlemen, Kilicdaroglu mencalonkan diri sebagai walikota Istanbul, ibukota Turki. Meski ia kalah, Kilicdaroglu disorot karena kampanye yang baik dan berhasil menjadi runner-up CHP dengan 37% suara.
Adanya skandal rekaman video rahasia perselingkuhan ketua CHP, Deniz Baykal, membuat nama Kilicdaroglu semakin mengemuka. Ia pun naik menjadi ketua CHP pada konvensi partai Mei 2010.
CHP kian gemilang pada 2019, ketika partai berhasil memenangkan pemilihan walikota di lima dari enam provinsi terbesar di negara tersebut. Termasuk di dalamnya Ankara dan Istanbul.
Kini Kilicdaroglu sedang bersaing satu lawan satu dengan petahana dua dekade, Tayyip Erdogan. Selain dinilai sebagai oposisi setara oleh pengamat politik, ia berhasil mendapat dukungan dari walikota Istanbul dan Ankara, dua daerah besar di Turki.