Yevgeny Prigozhin, Bos Wagner yang Diduga Tewas dalam Kecelakaan

Image title
24 Agustus 2023, 14:50
Pendiri pasukan tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin.
Katadata
Pendiri pasukan tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin.

Pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, diduga tewas dalam kecelakaan pesawat pada Rabu (28/3). Nama Yevgeny Prigozhin tercantum dalam manifes pesawat yang jatuh di Tver, wilayah di barat laut Moskow.

Otoritas Rusia menyatakan tak ada satu pun penumpang selamat dalam peristiwa tersebut. Mengutip dari Reuters, sebuah gedung di St. Petersburg yang diyakini sebagai kantor Wagner, terlihat menampilkan salib raksasa sebagai simbol duka dan penghormatan.

Bunga-bunga dan lilin dinyalakan di sekitar kantor tersebut pada Kamis pagi (24/8). Saluran Telegram yang terafiliasi dengan gerakan Wagner, Gray Zone, menyatakan Prigozhin telah meninggal dan mengenangnya sebagai patriot yang tewas di tangan orang tak dikenal yang mereka sebut sebagai, 'pengkhianat Rusia'.

Beberapa analisis yang menduga adanya konspirasi dalam peristiwa kecelakaan Prigozhin merebak. Salah satunya menyatakan pemerintahan Vladimir Putin terlibat dalam peristiwa ini dengan menembakkan beberapa misil ke udara. Sementara yang lain berspekulasi mengenai keterlibatan Ukraina yang akan memiliki perayaan kemerdekaan pada Kamis (24/8).

Pesawat yang ditumpangi Prigozhin jatuh dalam perjalanan dari Moskow ke St. Petersburg. Sumber lain menunjukkan beberapa menit setelah pesawat jatuh, jet pribadi kedua yang diduga  juga terkait dengan Prigozhin, meneruskan perjalanan kembali ke Moskow dan mendarat dengan selamat.

Menurut laporan Rosaviatsia, otorits penerbangan Rusia, ada sembilan nama lainnya dalam catatan manifes pesawat selain Prigozhin. Salah satunya adalah Dmitry Utkin, orang nomor dua di kelompok Wagner dan orang kepercayaan Prighozin yang membantu mendirikan kelompok tentara bayaran tersebut.

AKSI DAMAI HENTIKAN PERANG RUSIA-UKRAINA
AKSI DAMAI HENTIKAN PERANG RUSIA-UKRAINA (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.)

Dari Napi jadi Pengusaha Katering yang Mengintervensi Pemilu Amerika Serikat

Yevgeny Viktorovich Prigozhin dikenal sebagai 'musuh dalam selimut' Putin karena pemberontakan yang ia pimpin dalam perang melawan Ukraina. Dalam perang tersebut, ia memimpin pasukan tentara bayaran bernama 'Wagner', yang bertempur atas nama Moskow.

Prigozhin adalah seorang eks narapidana kasus perampokan dan penyerangan pada 1981. Ia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. Saat itu usianya 20 tahun. "Prigozhin adalah mantan penipu, dia adalah seorang preman", menurut Samantha de Bendern, dari Royal Institute of International Affairs, seperti dikutip dari Sky News.

Menurut Samantha, salah satu dakwaan terhadap Prighozin saat itu adalah penyerangan terhadap perempuan di jalan. "Dia menghabiskan beberapa tahun hidupnya dalam sistem penjara di Uni Soviet," kata dia.

Meski dijatuhi hukuman selama 12 tahun, pada 1988 ia mendapatkan pengampunan dan dibebaskan pada 1990. Setelah itu, ia menjual hot dog di pasar loak di daerah Leningrad bersama ibu dan ayah tirinya.

Usahanya berjalan pesat hingga ia bisa membuka sebuah restoran kecil. Di masa pemerintahan yang baru, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, ia memenangi kontrak penyediaan katering makan siang untuk sekolah-sekolah di Moskow.

Kontrak ini membuat perusahaan kateringnya, Concord, mendapatkan untung jutaan dolar. Dari katering sekolah, ia mendapatkan berbagai kontrak katering lainnya dari pemerintah Rusia hingga dijuluki sebagai, 'Koki Putin'.

Bisnisnya pun berkembang, tak lagi sebatas katering. Dalam pemilu Amerika Serikat 2016 yang dimenangkan oleh Donald Trump, Prighozin dituding berada di balik perusahaan media yang memproduksi troll internet dan hoax.

Melalui perusahaannya, Concord, Prighozin mengakui keterlibatannya dalam pemilu AS. "Kami telah mengintervensi pemilu AS dan akan terus melakukannya dengan akurat, hati-hati, dan cermat dengan cara yang kami ketahui."

Sebelumnya, Kantor Jaksa Amerika Serikat menuduh Concord sebagai salah satu penyokong dana yang mendanai kampanye Donald Trump selama pemilu. Termasuk mendanai beberapa tindakan yang melanggar undang-undang dalam penyelenggaraan pemilu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...