Profil XL Axiata, Dikabarkan Merger dengan Smartfren

Mela Syaharani
6 September 2023, 14:20
Seorang pelanggan menuju gerai pelayanan di XL Axiata Center, Bandung, Jawa Barat, Senin (18/2/2019).
ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Seorang pelanggan menuju gerai pelayanan di XL Axiata Center, Bandung, Jawa Barat, Senin (18/2/2019).

Kabar mergernya dua perusahaan telekomunikasi Indonesia berhembus. Hal ini terjadi usai adanya perbincangan antara operator nirkabel terbesar di Malaysia, Axiata Group Bhd, dengan perusahaan asal Indonesia, Sinar Mas Group.

Menurut sumber Bloomberg, Selasa (5/9,) perbincangan soal mergernya  PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sudah masuk tahap pembicaraan dengan masing-masing penasehat untuk melihat potensi transaksi.

Opsi yang sedang menjadi pertimbangan seperti berbagi jaringan dan kemitraan. Namun, pembahasan soal merger ini masih pada tahap awal dan belum terlihat adanya kepastian akan suatu kesepakatan.

XL Axiata membangun infrastruktur jaringan internet di IKN
XL Axiata membangun infrastruktur jaringan internet di IKN (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.)

Mengenal XL Axiata

PT XL Axiata Tbk adalah salah satu perusahaan seluler swasta di Indonesia. Saat ini XL Axiata dipimpin oleh Dian Siswarini sebagai Presiden Direktur dan Muhamad Chatib Basri selaku Presiden Komisaris.

Melansir data di laman resmi XL Axiata, berdasarkan data 31 Juli 2023, pemegang saham perusahaan  dipegang oleh tiga pihak. Pertama, Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (Axiata Group Berhad) sebanyak 8,69 miliar lembar saham atau 66,25% dari jumlah keseluruhan. 

Kedua, oleh masyarakat sebesar 4,37 miliar lembar saham atau 33,32% dan ketiga saham Treasuri mencapai 56,4 juta lembar. Perusahaan bernilai US$ 2,2 miliar ini hingga Juni 2023, memiliki jumlah pelanggan mencapai 58 juta orang.

Menurut laman resminya, perusahaan mengawali perjalanannya pada 1989 silam. Tujuh tahun bergulir, pada 1996 XL Axiata yang dulunya bernama PT Excelcomindo Pratama Tbk mendapatkan izin selular system GSM 900 dan resmi beroperasi secara komersial yang berfokus di area Jakarta, Bandung serta Surabaya.

Setelah mengantongi izin, XL Axiata kemudian mulai membangun jaringan microcell terpadu di kawasan Segitiga Emas Jakarta pada 1997. XL Axiata lalu merilis merek proXL untuk produk layanan prabayar.

Usai menanamkan fondasi di Pulau Jawa, pada 2000 dan 2002 perusahaan melebarkan jangkauan pasarnya di Sumatra dan Batam serta Kalimantan dan Sulawesi. Pada 2004, XL Axiata mulai melakukan rebranding logo mereka serta mengganti merek proXL dengan produk teranyar seperti Jempol, Bebas, dan Xplor.

Setahun kemudian, XL Axiata menjadi anak perusahaan Telkom Malaysia (TM Group). Saat itu mereka melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 1,427 miliar lembar saham sekaligus terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dengan kode saham EXCL. Usai melantai di BEI, XL Axiata muncul dengan gebrakan baru menghadirkan layanan 3G di Indonesia.

XL Axiata mulai dilirik oleh perusahaan internasional sejak 2007. Hal tersebut dilihat dari masuknya Etisalat, perusahaan telekomunikasi kedua di Timur Tengah sebagai pemegang saham XL Axiata. Di tahun yang sama, XL Axiata juga mulai konsolidasi brand menjadi prabayar XL dan Pascabayar XL.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...