Profil Handry Satriago, CEO GE Termuda yang Berbisnis Out of The Box
CEO General Electric (GE) Indonesia, Handry Satriago, meninggal dunia pada Sabtu (16/9) sekitar pukul 07.50 WIB. Handry wafat dalam usia 54 tahun di kediamannya di Tebet, Jakarta Selatan.
Handry merupakan tokoh inspiratif yang meraih kesuksesannya di tengah kondisinya yang mengandalkan kursi roda. Pria kelahiran Pekanbaru, Riau pada 13 Juni 1969 ini dikenal sebagai sosok yang memiliki semangat belajar tinggi.
Handry pernah mengatakan keinginan terus belajar merupakan kunci untuk menghadapi disrupsi teknologi. Dia mengatakan belajar teknologi tak terbatas usia.
"Setiap orang harus punya semangat belajar, keinginan belajar terus menerus agar bisa beradaptasi,” kata Handry dikutip dari situs Indonesia Development Forum (IDF).
Handry kurang suka dengan istilah generasi milenial. “Hilangkan saja istilah ‘milenial’. Ia menolak mengkategorikan generasi berdasarkan usia. Setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda-beda dan setiap orang harus belajar beradaptasi dan fleksibel, termasuk dirinya sendiri.
Handry memang membuktikan bahwa dia merupakan pembelajar tangguh. Bukan hanya mengenyam pendidikan formal hingga doktoral, Handry merupakan pembaca yang rajin mengunyah beragam topik, mulai dari bisnis, politik, hingga sejarah.
“Learning is individual responsibility”....oleh karena itu saya senang berbagi, karena saat berbagi saya juga belajar," kata Handry dikutip dari akun media sosialnya.
Semangat belajarnya ini tak terhalang dengan kondisi fisiknya yang lumpuh. Handry menderita kelumpuhan sejak usia 17, akibat kanker getah bening.
Penyakit itu membuatnya kehilangan kemampuan untuk berjalan. Pada masa tiga bulan pertama, Handry sempat putus asa dan protes akan keadaan yang menimpanya. Dia mengurung diri di kamar.
Kedua orang tuanya mengajarkan bahwa hidup merupakan pilihan. Dia pun memilih bangkit. “Kanker dan kursi roda ini memberi saya jauh lebih banyak ketimbang mengambilnya,” ujar Handry dikutip dari U-Mag (majalah gaya hidup pria Kelompok Tempo Media) edisi November 2010.
Melihat Bisnis dengan Cara Out of The Box
Selepas dari SMU Lab School Rawamangun, Handry melanjutkan studi sarjananya di IPB jurusan Teknologi Industri Pertanian, dan memperoleh gelar Magister Manajemen dari IPMI, Jakarta dan Monash University. Handry juga memperoleh gelar Ph.D. gelar pada 2010 dari Universitas Indonesia, jurusan Manajemen Strategis.
Setelah lulus kuliah dari IPB, Handry mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai juru ketik. Dia mendapatkan pekerjaan itu dengan mengunjungi perusahaan dan melamar pekerjaan. “Pekerjaan pertama saya juru ketik dengan gaji Rp150 ribu per bulan,” ujar kepada IDF.
Handry berpindah-pindah kerja di perusahaan lokal. Pada 1997, barulah dia bergabung dengan General Electric sebagai Manajer Business Development di GE International. Pada 1998, kemudian Handry pindah ke GE Lighting Indonesia dan bertugas sebagai General Manager Industrial Lighting and Systems.
“Dia punya semacam ketajaman melihat bisnis dengan cara out of the box. Itu membuat dia sukses mengendus potensi yang luput dilihat orang lain,” kata seorang pengusaha muda nasional, dikutip dari U-Mag.
Kariernya di GE terus menanjak. Pada pertengahan 2001, ia menjabat Regional Black Belt di GE Power Systems Asia Pacific. Kemudian pada 2004 menjabat sebagai Quality ACFC Leader untuk GE Power Systems Asia. Sejak 2005 sampai dengan 2010, ia memimpin bisnis Power Generation untuk GE Energy di Indonesia, Vietnam, Kamboja, dan Filipina.
Pada 1 September 2010, Handry menjabat sebagai CEO GE di Indonesia. Ketika itu dia yang masih berusia 41 tahun merupakan CEO termuda dalam sejarah General Electric global.
Lewat GE, dia juga bertemu tambatan hati yang merupakan rekan kerjanya, Dinar Putri Sriardani Sambodja. Mereka menikah pada 2001 dan dianugerahi dua orang anak perempuan.
Handry juga aktif dengan berbagai kegiatan kemasyarakatan. Dia merupakan anggota Dewan Penasehat di beberapa perguruan tinggi di Indonesia dan di Corporate University salah satu BUMN.
Ia juga aktif di GE Volunteer Indonesia Chapter, yang berulangkali meraih penghargaan dari dalam dan luar negeri atas kontribusinya terhadap kegiatan kemasyarakatan. Handry juga menjabat sebagai anggota Komite Indonesia di US-ASEAN Business Council.