Bank Permata Jual 25% Saham ASF ke Grup Astra Rp 2,8 Triliun
PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengumumkan penjualan 25% sahamnya di PT Astra Sedaya Finance (ASF) kepada PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Sedaya Multi Investama (SMI). Transaksi afiliasi senilai Rp 2,8 triliun itu merupakan pelaksanaan put option perseroan sesuai perjanjian dengan para pemegang saham ASF pada 21 Juni 2013.
Manajemen Bank Permata dalam dokumen yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, perseroan menjual 178,21 juta saham atau 18,75% saham ASF kepada Astra International seharga Rp 2,1 triliun pada 25 Mei 2018. Sebanyak 59,4 juta atau 6,25% saham ASF dijual kepada SMI dengan harga Rp 700,61 miliar.
Seperti diberitakan D-Inside pada April lalu, penjualan saham ASF telah mendapatkan persetujuan direksi dan dewan komisaris pada 28 November 2017. Transaksi ini telah mendapatkan lampu hijau dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 21 Maret 2018.
Bank Permata merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Astra International dan SMI. Astra memiliki 44,56% saham Bank Permata dan 99,99% saham SMI. Transaksi ini juga mengandung benturan kepentingan karena Wakil Komisaris Utama Bank Permata Suparno Djasmin juga menjabat sebagai direktur Astra dan presiden direktur SMI. Komisaris Bank Permata Mark Spencer Greenberg juga menjabat sebagai komisaris Astra.
Menurut Head Corporate Secretary Bank Permata Katherine Grace, perseroan memiliki put option untuk menjual seluruh sahamnya di ASF kepada Astra dan afiliasi Astra dengan harga 1,9 kali nilai buku ASF. Ada beberapa pertimbangan yang mendasari penjualan saham ASF tersebut.
"Transaksi ini akan memperkuat rasio permodalan perseroan, meningkatkan kapasitas penyaluran kredit kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait yang merupakan faktor penting untuk mendukung rencana strategis perseroan dalam merealisasikan pertumbuhan aset secara optimal, serta meningkatkan kinerja perseroan secara keseluruhan," kata Katherine dalam keterbukaan informasi. Selain itu, sinergi usaha yang saling menguntungkan antara perseroan dengan ASF akan berlanjut melalui inisiatif cross selling produk perbankan bagi nasabah ASF maupun perjanjian joint financing antara Bank Permata dan ASF.
(Baca: Bank Permata Siap Jual Astra Sedaya ke Holding Keuangan Astra)
Bank Permata menilai transaksi afiliasi lebih menguntungan dibandingkan jika perusahaan melepas saham ASF kepada pihak lain yang tidak terafiliasi. "Penyelesaian transaksi menjadi lebih pasti dengan tingkat risiko kegagalan yang kecil apabila dilakukan dengan Astra dan afiliasi Astra mengingat transaksi ini menggunakan put option yang dimiliki perseroan berdasarkan perjanjian para pemegang saham," ujarnya.
Berdasarkan penilaian kantor jasa penilai publik Suwendho Rinaldy dan Rekan (SRR), nilai pasar wajar saham ASF per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp 2,63 triliun. SRR juga menilai transaksi afiliasi antara Bank Permata dengan Astra dan SMI tersebut adalah transaksi yang wajar.
Sebelum transaksi, komposisi pemegang saham ASF terdiri atas Bank Permata 25%, SMI 18,8%, Astra International 28,1%, dan PT Garda Era Sedaya (GES) 28,1%. Pasca transaksi, komposisi pemegang saham ASF akan berubah menjadi Astra International 46,85%, SMI 25,05%, dan GES 28,1%.
Kabar ini direspons berbeda oleh para pelaku pasar. Harga saham Bank Permata naik 4,95% menjadi Rp 530 hingga pukul 11.30 WIB. Adapun harga saham Astra International turun 0,35% menjadi Rp 7.150. Namun, penurunan harga saham Astra lebih dipengaruhi oleh tekanan jual dari investor asing yang masih cukup besar.
(Baca: Astra Targetkan Pangsa Pasar Otomotif Lebih Rendah dari Tahun Lalu)