Lonjakan Kasus Covid-19, Investor Reksa Dana Disarankan Hindari Risiko
Bareksa.com - Pasar saham diperkirakan akan cenderung melemah sepekan ini, seiring dengan risiko lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Investor reksa dana disarankan mengambil posisi menghindari risiko alias risk off.
Sepanjang pekan ini, atau periode 28 Juni hingga 2 Juli 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih akan cenderung menuruna dengan rentang harga 5.900 – 6.100.
Analisis Bareksa menilai sentimen negatif pasar sepanjang pekan ini masih disebabkan oleh lonjakan kasus baru harian Covid-19 dan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Adapun sentimen positif pasar pekan ini ialah tren suku bunga rendah dan penguatan bursa saham regional.
Risiko di pasar saham dan obligasi masih cukup tinggi, sehingga investor dapat mempertimbangkan untuk diversifikasi atau pengalihan (switching) portofolio investasi ke aset yang lebih rendah risikonya, ”seperti reksa dana pasar uang," ujar Chief of Research and Business Development Bareksa, Ni Putu Kurniasari (28/6/2021).
Di lain sisi, potensi penurunan IHSG maupun harga obligasi dapat menjadi kesempatan investor profil risiko agresif maupun moderat untuk melakukan top up ataupun pembelian dengan tetap mempertimbangkan profil risiko investor.
Beberapa produk reksa dana pasar uang yang bisa dipertimbangkan untuk diversifikasi investasi di antaranya:
Reksa dana dengan portofolio saham kesehatan
Di tengah gejolak pasar saham akibat lonjakan kasus Covid-19, saham-saham sektor kesehatan mencatat kenaikan terbesar sepanjang pekan lalu atau periode 21-25 Juni 2021.
Saham sektor kesehatan sepanjang pekan lalu melesat 6,1 persen seiring dengan kenaikan kasus baru harian Covid-19 yang mencapai level tertinggi sejak pandemi, yakni mencapai 21.095 kasus baru (26/06). Adapun IHSG sepanjang pekan keempat Juni 2021 naik tipis 0,25 persen ditutup di level 6.022.
Lonjakan saham-saham sektor kesehatan di antaranya ditopang oleh saham PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) yang bergerak di bidang laboratorium kesehatan. Sebab, emiten yang berfokus pada bisnis tes kesehatan ini, mendapat banyak penghasilan dari tes kesehatan terkait Covid-19.
Saham Prodia di kuartal I 2021 sudah meroket hingga 289 persen secara tahunan (year on year/YoY).
Seiring lonjakan saham PRDA, reksa dana yang memiliki saham ini dalam portofolionya juga mendapatkan berkah. Di antaranya reksa dana saham Batavia Dana Saham Optimal yang menggenggam saham PRDA dalam top 10 portofolio berdasarkan fund fact sheet Mei 2021.
Grafik 1. Kinerja Saham PRDA dan Reksa dana Batavia Dana Saham Optimal 1 Tahun
Dalam setahun terakhir hingga 25 Juni 2021, saham PRDA dan reksa dana Batavia Dana Saham Optimal masing-masing mencatatkan kenaikan 36,8 persen dan 21,5 persen.
Berdasarkan analisis Bareksa, kinerja reksa dana Batavia Dana Saham Optimal sejak awal tahun mampu mengungguli kinerja IHSG karena strategi pengelolaan reksa dana yang cukup terdiversifikasi di beberapa sektor, seperti sektor keuangan yang terdiri dari saham bank-bank besar, sektor kesehatan, serta beberapa saham sektor infrastruktur.
Di sisi lain, sektor infrastruktur (telekomunikasi) diproyeksikan masih akan mencatat perbaikan kinerja keuangan, terdampak dari peningkatan kebutuhan telekomunikasi seiring dengan pembatasan kegiatan masyarakat di luar rumah.
Karena itu, investor dengan profil risiko agresif dapat mempertimbangkan reksa dana Batavia Dana Saham Optimal sebagai salah satu pilihan investasi jangka panjang, jika IHSG mengalami penurunan
Ingin berinvestasi reksa dana? Daftar aplikasi investasi Bareksa sekarang. Gunakan kode referal: KATADATA.
Disclaimer
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksa dana.