Gotrade Meluncur di Indonesia Setelah Dapat Pendanaan U$15,5 juta
Gotrade – aplikasi investasi yang memiliki misi untuk membuat investasi dapat diakses untuk semua orang, di mana saja – telah berhasil mengumpulkan $15,5 juta dalam putaran seri A yang dipimpin oleh Velocity Capital Fintech Ventures.
Putaran investasi ini juga diikuti partisipasi dari investor seluruh dunia, seperti Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) [Jepang], BeeNext [Singapura], Kibo Ventures [Spanyol], Picus Capital [Jerman], dan juga investor yang sudah terlibat sebelumnya, seperti LocalGlobe [UK], Social Leverage [AS] & Raptor [AS].
Pendanaan ini diungkapkan satu tahun setelah Gotrade diluncurkan. Pada periode yang sama, Gotrade juga sudah mengumpulkan lebih dari 500 ribu users dari 140 negara tanpa melakukan pemasaran.
Pertumbuhan viral dari aplikasi ini terjadi secara natural dari word of mouth dan juga referral para pengguna.
Investasi untuk Semua
Gotrade didirikan pada 2019 oleh Rohit Mulani, Norman Wanto dan juga David Grant. Gotrade didirikan dengan misi untuk membuat investasi dapat diakses oleh semua orang, di mana saja.
Mereka bertiga bekerja bersama mengembangkan aplikasi Gotrade untuk memungkinkan pengguna di seluruh dunia membeli saham fractional dari perusahaan-perusahaan raksasa yang ada di NYSE dan NASDAQ hanya dari $1.
Gotrade mendapatkan investasi seed-round sebesar $7 juta pada 2021 dari LocalGlobe dan Social Leverage, yang keduanya merupakan investor awal Robinhood.
Setelah mendapat izin dari Labuan Financial Services Authority of Malaysia, Gotrade meluncurkan platformnya dengan sistem undangan (invite-only) pada Maret 2021, dan diikuti oleh peluncuran secara global pada September 2021.
Tanpa mengandalkan pemasaran, aplikasi ini telah berhasil menarik 500 ribu pengguna. Sebanyak 90 persen dari para pengguna tersebut berinvestasi di pasar saham US untuk pertama kalinya.
Hingga saat ini, para pengguna Gotrade sudah melakukan transaksi senilai lebih dari US$400 juta dengan jumlah transaksi sebanyak 5 juta kali.
Selayaknya Robinhood, Gotrade tidak membebankan biaya komisi pada transaksi mereka. Namun berbeda dengan Robinhood, Gotrade tidak mengadopsi praktik kontroversial dengan memonetisasi pembayaran order flow.
Gotrade mendapatkan pemasukan dengan membebankan 0,50-1,20 persen dalam biaya FX (jumlahnya bergantung dari mata uang asal) ketika pengguna memilih untuk deposit dengan mata uang lokal yang kemudian dikonversikan menjadi dolar AS untuk diperdagangkan.
Biaya ini juga sudah termasuk biaya setoran instan. Hal ini akan memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan peluang perdagangan tanpa harus menyimpan dana di akun mereka terlebih dulu.
Gotrade juga sedang menguji produk keanggotaan premium yang disebut Gotrade Black yang memberi penggunanya akses ke grafik candlestick, rating analis, target price, dan pengukuran risiko dengan biaya keanggotaan bulanan US$2.
Sekarang, Gotrade berniat untuk menyentuh pasar lokal setelah tercapainya pendanaan $15,5 juta yang dipimpin oleh Velocity. Pendanaan ini membuat total pendanaan Gotrade pada saat ini menjadi senilai $22,5 juta.
Pada saat yang sama, Don Montanaro dari Velocity bergabung dengan Board Gotrade, bersamaan dengan Remus Brett dari LocalGloble.
Velocity Fintech merupakan sebuah veteran di bidang finansial, dengan pendanaan sebelumnya di TradeKing (diakuisisi Ally Financial), 8 Securities (diakuisisi SoFi) dan dengan pendanaan yang masih berjalan di Bux. Montanaro dulu merupakan founder dan CEO di TradeKing sebelum bergabung dengan Velocity.
“Semua orang memiliki hak berinvestasi untuk masa depan mereka, untuk mengontrol ‘financial destiny’ mereka,” kata Montanaro dari Velocity.
Dia melanjutkan, sejak pertama kali bertemu dengan Rohit dan tim Gotrade yang fantastik, Velocity tahu bahwa mereka berdua akan sukses memberikan kemampuan berinvestasi untuk masa depan kepada masyarakat Indonesia, Asia Tenggara, dan banyak negara lainnya.
Dengan menggabungkan kemudahan, kata dia, keamanan dan mobile app yang friendly, yang dilengkapi dengan fractional shares tanpa komisi merupakan sebuah winning formula di seluruh dunia.
“Sebagai investor yang berpengalaman, dan dengan pengalaman operasional kami di bidang ini, kami sangat senang untuk memimpin putaran pendanaan ini,” kata Montanaro,”dan kami juga senantiasa akan mendukung Gotrade di perjalanan mereka ke depannya!”.
Dana tersebut akan membantu Gotrade mengembangkan timnya yang terdiri atas 40 orang dan meluncurkan versi lokal produknya di berbagai pasar, dimulai dengan Asia Tenggara.
Peluncuran versi lokal Gotrade akan memungkinkan perusahaan untuk memulai pemasaran, menawarkan produknya dalam bahasa lokal dan mengaktifkan metode deposit lokal di seluruh wilayah yang diharapkan perusahaan akan membuka daya tarik yang signifikan.
“Investing in Southeast Asia is broken. Lebih dari 600 juta orang tidak dapat mengakses produk investasi berkualitas dengan harga yang wajar,” kata pendiri Gotrade Rohit Mulani menambahkan.
Menurut Rohit Mulani, mereka tunduk pada reksa dana dengan rasio pengeluaran melebihi 5 persen, produk tabungan seperti emas dengan spread 3 persen dan banyak biaya tersembunyi di seluruh portofolio mereka-- tidak hanya oleh pemain lama tetapi juga oleh perusahaan yang seharusnya memberikan perubahan.
“Kami percaya berinvestasi harusnya lebih adil, dan pengguna seharusnya tidak perlu menanggung biaya yang bersifat predatorial ini,” ujar dia.
Memberi Masyarakat Indonesia Akses ke Pasar Saham AS
Sehubungan dengan pendanaan Seri A, Gotrade mengumumkan peluncuran Gotrade Indonesia-- sebuah platform yang dibangun untuk memungkinkan pengguna di Indonesia untuk berinvestasi mulai US$1 seperti Tesla, Apple, Google dan lain-lain pada platform yang mudah digunakan dan bebas komisi.
Gotrade memilih Indonesia untuk meluncurkan versi lokal Gotrade untuk pertama kalinya karena di sanalah masalahnya tampak paling mendesak dengan biaya reksa dana seringkali melebihi 5 persen.
Menariknya, broker lokal tidak diperbolehkan menawarkan saham asing di Indonesia, tetapi diperbolehkan menawarkan derivatif dari saham asing.
Hal ini membuat Gotrade bermitra dengan Valbury Asia Futures, Bursa Berjangka Jakarta dan Rumah Kliring Berjangka Indonesia-- semuanya diatur oleh Bappebti, regulator derivatif di Indonesia--untuk merancang derivatif yang didukung penuh yang memberikan akses pasar langsung ke saham AS.
Sesuai peraturan setempat, dana dikirim ke Lembaga Kliring Berjangka Indonesia yang didukung negara dengan perdagangan yang dilakukan melalui Valbury dan terdaftar di Bursa Berjangka Jakarta.
Semua perdagangan dikirim ke Alpaca Securities LLC, broker-dealer berlisensi FINRA di AS dan dieksekusi pada Penawaran dan Penawaran Terbaik Nasional sesuai dengan peraturan US Securities Exchange Commission.
Saat perdagangan dieksekusi langsung di AS, semua kontrak di Gotrade sepenuhnya didukung oleh saham nyata yang dipegang di negara adidaya tersebut. Pengaturan ini diawasi oleh Bappebti, regulator derivatif di Indonesia.
Gotrade Indonesia merupakan platform pertama di Indonesia yang menawarkan akses pasar langsung ke saham AS.
Sebelumnya, orang yang ingin membeli saham AS dari Indonesia harus menggunakan pialang saham asing atau pialang derivatif lokal yang biasanya memiliki biaya tersembunyi yang substansial hingga 1 persen per transaksi yang dibangun ke dalam bid-ask spread.
Tim di Gotrade dan Valbury bekerja bersama regulator lokal untuk memungkinkan investasi berbasis dolar dan investasi saham pecahan sembilan desimal-- ini inovasi yang baru untuk industri ini.
Misalnya, jika Tesla diperdagangkan pada US$1.000/saham, pengguna dapat membeli 1/1.000 saham Tesla dengan US$1.
A New-Old co-Founder
Bersama dengan peluncuran Gotrade Indonesia, Gotrade mengumumkan bahwa Andrew Haryono diakui sebagai salah satu pendiri perusahaan.
Andrew adalah Komisaris Grup Valbury-- Valbury yang sama yang menjalankan platform Gotrade Indonesia. Valbury Group adalah konglomerasi keuangan di Indonesia yang memiliki produk sekuritas, derivatif, dan manajemen modal.
“Andrew telah terlibat sejak awal bisnis pada 2019 dan telah berperan penting dalam membantu kami mencapai kesuksesan kami sejauh ini,” kata Rohit Mulani.
Bersama Valbury dan peluncuran Gotrade Indonesia, kata dia melanjutkan, Gotrade dapat membawa kemitraan tersebut ke tingkat yang baru. Semua orang sudah waktunya untuk mengenali peran penting Andrew di masa lalu perusahaan,”serta peran yang akan terus dijalaninya di masa depan perusahaan,” kata Rohit Mulani.
Tim di Gotrade memiliki misi untuk sepenuhnya me-reinvent investasi bagi jutaan orang Indonesia. Andrew menjelaskan ia telah berkecimpung di industri keuangan selama lebih dari 20 tahun.
Namun, saat bertemu tim di Gotrade pada 2019, dia tahu bahwa tim tersebut yang akan mengubah industri itu.
“Saya senang menjadi bagian dari tim di Gotrade dan bersemangat untuk menjadi bagian dari fase berikutnya dari pertumbuhan pesat perusahaan ini,” ujar Andrew Haryono.
Bergabungnya Veteran Industri Finansial
Gotrade dengan cepat membangun salah satu tim paling berpengalaman di bidang financial planning di Asia Tenggara.
Selain co-founder baru Andrew Haryono yang memiliki lebih dari 23 tahun pengalaman jasa keuangan, bergabung juga David Grant yang sebelumnya merupakan CEO Charles Schwab Singapura. Grant juga memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun pada sektor broker ritel.
Gotrade juga mengumumkan masuknya dua eksekutif senior, yakni Tan Hui Lynn dan Jeremy Ng. Mereka masing-masing bergabung dengan Gotrade sebagai General Counsel dan Chief Financial Officer.
Sebelum bergabung dengan Gotrade, Tan merupakan mitra di Zaid Ibrahim & Co, firma hukum terkemuka Malaysia. Ng sebelumnya financial controller untuk Asia Pasifik di Oanda sebelum mengambil peran barunya.