Debut di BEI Akhir Februari, VISI Patok Harga IPO Rp 120 per Saham
Akhir Februari 2024 ini akan ditutup oleh satu perusahaan yang akan debut perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Perusahaan yang berasal dari sektor industri, PT Satu Visi Putra Tbk (VISI) mematok harga penawaran umum perdana saham Rp 120 per lembar. Harga ini merupakan batas atas dari harga penawaran awal alias bookbuilding di rentang Rp 110-120 per lembar.
Dari IPO tersebut, perseroan berpotensi meraup dana segar Rp 73,80 miliar. Selain itu, perseroan juga mengadakan program alokasi saham karyawan atau employee stock allocation (ESA) dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 1% saham atau sebanyak 6,15 juta saham.
Satu Visi Putra dijadwalkan akan melantai BEI pada 27 Februari 2024 mendatang. Perseroan menunjuk Surya Fajar Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.
Kemudian VISI berencana menggunakan dana hasil IPO sebesar 34,9% untuk membeli armada pengangkutan berupa satu unit mobil HINO/RANGER FL 280 JW EURO 4 dan tiga unit mobil HINO/DUTRO 136 HDX 6.8 EURO 4 yang akan dilakukan dengan pihak ketiga. Pembelian armada ini akan dilakukan pada kuartal dua tahun 2024.
Perusahaan akan menggunakan sisa dana IPO untuk modal kerja untuk pembelian barang dagang berupa banner. Hal itu mengingat kebutuhan banner yang meningkat dan merupakan kontribusi terbesar dari penjualan perseroan. Adapun rencana investasi perseroan di masa yang akan datang akan memperhatikan pembatasan peraturan dan kewajiban lainnya.
Dalam prospektusnya, VISI berencana membagikan dividen tunai atas laba bersih tahun buku 2023 dan seterusnya sebesar 25%.
"Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, hingga belanja modal," ujar manajemen Satu Visi Putra, dalam prospektus perusahaan, dikutip Rabu (21/2).
Pasca IPO, komposisi pemegang saham VISI akan terdiri atas David Dwiputra (pemegang saham pengendali) dengan kepemilikan 71,54%, Farrel Yonathan 6,50%, Robert Putra Sampurna 1,95%, masyarakat 19,80%, dan karyawan (Program ESA) sebanyak 0,20%.
Jika menilik laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2022, perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp 20.41 miliar, meningkat 233,47% secara tahunan. Sementara laba bersih sebesar Rp 6,12 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya laba sebelum pajak karena kenaikan kuantitas penjualan dan rata-rata harga jual, serta penurunan beban pendanaan.