ICDX Proyeksikan Volume Transaksi Tumbuh di Atas 13 Juta Lot pada 2024
Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) memproyeksikan transaksi akan terus tumbuh positif hingga akhir tahun 2024. Hal itu mengingat euforia Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif tak memberikan dampak negatif terhadap transaksi di perdagangan berjangka komoditi.
Direktur Utama Indonesia ICDX Nursalam menyebut, perusahaan telah menyiapkan berbagai langkah strategis, baik itu terkait peningkatan layanan kepada anggota bursa maupun edukasi kepada masyarakat.
“Terkait volume transaksi, kami proyeksikan di akhir tahun 2024 akan mencapai diatas 13 juta lot,” ungkap Nursalam dalam keterangan resminya, Selasa (2/4).
Transaksi ICDX menunjukkan catatan positif dengan tumbuh 10% pada kuartal satu 2024 dibandingkan periode yang sama pada 2023.
Seiring dengan hal itu, sepanjang Januari–Maret 2024 tercatat transaksi sebanyak 3,37 juta lot, meningkat dari catatan transaksi di periode yang sama tahun 2023, yaitu sebanyak 3,06 juta lot.
Dari total transaksi yang terjadi selama kuartal satu tahun 2024 tersebut, transaksi multilateral mencapai 432.568 lot, transaksi Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) sebanyak 2,93 juta lot, hingga transaksi PALN sebanyak 2.754,26 lot. Kemudian terdapat dua kontrak yang mendominasi, yaitu komoditi emas sebanyak 290.290 lot dan forex sebanyak 1,25 juta lot.
Peningkatan transaksi juga terlihat dari rata-rata transaksi harian (RNTH), dari 47.880,69 lot per hari di kuartal satu 2023 menjadi 52.737,96 lot per hari di kuartal satu 2024. Sebagai catatan, baik kuartal satu 2023 dan kuartal satu 2024 memiliki jumlah hari perdagangan yang sama yaitu 64 hari. Seiring dengan meningkatnya RNTH, sisi nominal juga tumbuh 36,39% dari Rp 4,39 triliun di kuartal satu 2023, menjadi Rp 5,98 triliun di kuartal satu tahun 2024.
Nursalam juga mengatakan catatan transaksi di kuartal satu 2024 menjadi hal yang positif terkait industri perdagangan berjangka komoditi. Hal ini karena agenda politik nasional, yaitu Pemilu tidak memberikan dampak negatif.
“Melihat situasi ini, kami optimis pasca Pemilu kondisi pasar akan semakin baik yang tentunya akan sejalan dengan transaksi yang terus meningkat,” kata Nursalam.