Penjualan Anjlok, Kerugian Sepatu BATA Bengkak 293,7% di Semester I-2024
PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mencatatkan kerugian sebesar Rp 127,34 miliar pada semester pertama 2024, nilai terserbut melonjak 293,7% dibandingkan kerugian Rp 32,3 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan kinerja BATA untuk semester satu 2024, penjualan perusahaan juga melemah seiring dengan peningkatan kerugian. Penjualan bersih BATA di paruh pertama tahun 2024 hanya mencapai Rp 260,29 miliar, turun 22,4% dibandingkan Rp 334,76 miliar pada semester pertama 2023.
Pendapatan Sepatu Bata pada semester I 2024 sebagian besar berasal dari penjualan domestik kepada pihak ketiga, yang mencapai Rp 259,51 miliar, turun dari periode sebelumnya yang mencapai Rp 333,17 miliar. Di sisi ekspor, pendapatan dari pihak berelasi juga mengalami penurunan signifikan, hanya mencatat Rp 776,37 juta dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 2,59 miliar. Penurunan ini terlihat merata baik dari penjualan domestik maupun ekspor.
Selain itu, Sepatu Bata juga mencatat sejumlah beban yang memengaruhi performa mereka pada paruh pertama tahun ini. Beban pokok penjualan perusahaan tercatat sebesar Rp 166,9 miliar, meskipun angka ini turun 15,76% dari Rp 198,2 miliar pada semester I tahun sebelumnya. Penurunan beban ini belum mampu menutupi penurunan penjualan yang cukup tajam.
Selanjutnya dari pos beban penjualan dan pemasaran Sepatu Bata tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp 119,4 miliar, meningkat dari Rp 103,16 miliar pada periode yang sama di tahun 2023. Di sisi lain, beban umum dan administrasi perusahaan mengalami penurunan, tercatat sebesar Rp 45,25 miliar dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 57,7 miliar. Selain itu, perusahaan juga harus menanggung beban restrukturisasi sebesar Rp 64,47 miliar serta beban keuangan senilai Rp 8,06 miliar.
Dari sisi keuangan, BATA mencatatkan peningkatan total liabilitas menjadi Rp 495,05 miliar, naik 7,96% dari Rp 453,38 miliar pada akhir Desember 2023. Namun, kondisi ekuitas perusahaan mengalami penurunan drastis, menyusut hingga 96,5% menjadi Rp 4,48 miliar, dibandingkan dengan Rp 131,35 miliar pada Desember 2023. Total aset perusahaan juga mengalami penurunan, tercatat sebesar Rp 495,05 miliar dari sebelumnya Rp 585,73 miliar, mencerminkan penurunan signifikan dalam kondisi finansial perusahaan.