Debut IPO, Master Print (PTMR) Incar Dana Segar Rp 55,85 Miliar
PT Master Print Tbk (PTMR), anak usaha PT Mitra Pack Tbk (PTMP), resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (8/10). Langkah ini menjadikan PTMR sebagai emiten ke-35 yang tercatat di BEI tahun ini. Dalam proses penawaran saham perdana, perusahaan menunjuk PT Profindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi.
Pada debutnya, saham PTMR dibuka menguat di level Rp 172 per lembar. Namun, pergerakan harga sahamnya berfluktuasi hingga turun 14,06% ke level Rp 146 per lembar pada pukul 09.05 WIB. Volume transaksi mencapai 75,09 juta saham, dengan nilai perdagangan sebesar Rp 10,91 miliar, dan frekuensi transaksi tercatat sebanyak 8.287 kali. Hingga pagi ini, kapitalisasi pasar PTMR mencapai Rp 278,42 miliar.
Dalam penawaran umum perdana saham (IPO), PT Master Print Tbk (PTMR) mematok harga saham sebesar Rp 128 per lembar. Melalui aksi korporasi ini, perusahaan menargetkan untuk meraih dana segar hingga maksimal Rp 55,68 miliar.
Sebagai distributor resmi dan penyewaan barang-barang industri pengemasan, perusahaan berencana melepas 435 juta saham, yang setara dengan 22,81% dari total modal disetor dan ditempatkan setelah IPO. PT Profindo Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi dalam proses penawaran saham perdana ini.
Rencana usai IPO
Dalam prospektus IPO-nya, Master Print mengungkapk bahwa sekitar 46% dari dana yang diperoleh, setara dengan Rp 25,09 miliar, akan dialokasikan untuk mengakuisisi 247.500 saham PT Global Putra Kusuma (GPK). GPK merupakan perusahaan yang bergerak di berbagai sektor, termasuk industri makanan dan minuman, produk susu, mainan, kosmetik, serta usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Proses akuisisi saham ini melibatkan pembelian dari beberapa pihak: PT KUS Global Investama sebanyak 197 ribu saham, PT Kencana Usaha Sentosa sebanyak 47 ribu saham, dan 2.500 saham milik Cindy Kusuma. Setelah akuisisi, GPK akan menggunakan sekitar 90% dana dari Master Print untuk membeli sumber persediaan barang dagang, mesin, peralatan, dan perlengkapan lainnya.
Sementara itu, sekitar 54% dari dana hasil IPO akan dialokasikan untuk modal kerja. Alokasi ini akan digunakan untuk membeli persediaan barang reguler, seperti consumable, mesin printer, dan suku cadang. Selain itu, dana tersebut juga akan mendukung pengembangan produk baru serta kegiatan pemasaran dan promosi.