DOID Catat Kerugian US$ 26,58 Juta Imbas Pelemahan Dolar dan Cuaca Ekstrem
PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mengungkap, pelemahan rupiah dan curah hujan tinggi berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan, yang mencatatkan kerugian sebesar US$ 26,58 juta atau setara dengan Rp 432,03 miliar pada semester pertama 2024.
Direktur DOID Dian Andyasuri menjelaskan, EBITDA perusahaan juga mengalami penurunan sebesar 9% secara tahunan atau year on year (yoy) dikarenakan cuaca ekstrim dan persiapan peningkatan.
"Penurunan ini akibat kondisi cuaca ekstrim di Indonesia dan Australia," kata Dian dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (10/12)
Namun demilkian Dian menyebut tahun depan menjadi tahun yang positif bagi Delta Dunia Makmur. Hal ini didukung dengan tiga akuisisi yang berjalan dengan baik.
"Kami sangat disiplin dalam akuisisi, sehingga optimis memberi kontribusi bagi kami," tuturnya.
DOID sebelumnya mengumumkan melalui anak perusahaan tidak langsungnya yaitu Bukit Makmur Mandiri Utama Pte. Ltd. atau BUMA Singapore berinvestasi di perusahaan tambang Australia yaitu 29Metals Limited. Nilai investasi yaitu AU$ 62 juta atau setara Rp 637,36 juta dengan asumsi kurs Rp 10.280 per dolar Australia.
Investasi itu dilakukan DOID dengan mengantongi 229,9 juta lembar saham 29Metals yang baru diterbitkan dengan harga AU$ 0,27 per lembar saham. Hal ini merupakan bagian dari penggalangan dana sebesar AU$ 180 juta dari 29Metals dan memberikan hak minoritas yang signifikan kepada Grup 19,9% di 29Metals.
Presiden Direktur Delta Dunia Group Ronald Sutardja mengatakan, sebagai bagian dari penyertaan tersebut, grup DOID akan memiliki hak untuk mencalonkan satu direktur non-eksekutif ke dewan direksi 29Metals. Ini dilakukan dengan opsi untuk mencalonkan direktur non-eksekutif kedua jika kepemilikannya melebihi 20% dari total saham yang beredar.
“Transaksi strategis ini memperkuat komitmen kami untuk melakukan diversifikasi dan pengembangan ke arah komoditas masa depan atau future-facing commodities yang dibangun berdasarkan akuisisi-akuisisi signifikan yang telah kami lakukan baru-baru ini," kata Ronald dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (4/12).
Adapun DOID sebelumnya menandatangani perjanjian yang mengikat untuk mengakuisisi 51% saham di Dawson Complex di Australia dan mengakuisisi Atlantic Carbon Group Inc. Perusahaan ini merupakan produsen ultra-high-grade antrasit terbesar kedua di Amerika Serikat.