Menakar Potensi Fore Coffee di Tengah Isu IPO

Nur Hana Putri Nabila
10 Januari 2025, 16:18
Startup kopi lokal Indonesia, Fore Coffee, kini dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah besar untuk melantai di bursa saham melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Nur Hana Putri Nabila/Katadata
Startup kopi lokal Indonesia, Fore Coffee, kini dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah besar untuk melantai di bursa saham melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Startup kopi lokal Indonesia, Fore Coffee, kini dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah besar untuk melantai di bursa saham melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Hal itu diperkuat usai Fore Coffee dan pemegang sahamnya yakni East Ventures terlihat mendatangi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/1) kemarin. 

Analis Teknikal BRI Danareksa Sekuritas, Reyhan Pratama, menilai bahwa Fore Coffee memiliki peluang besar untuk menarik minat investor ritel. Dengan merek yang sudah dikenal luas, inovasi produk yang konsisten, dan penetrasi digital yang kuat, Fore Coffee dapat menjadi pilihan menarik di pasar. 

Tak hanya itu, ia mengatakan apabila memang 70% dari portofolio perusahaan East Ventures telah mencatatkan laba dan 80% berhasil meningkatkan margin EBITDA, langkah ini menunjukkan potensi positif. Lalu investor akan memantau efisiensi operasional Fore Coffee, terutama margin EBITDA-nya, sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk mencetak keuntungan jangka panjang.

“Dengan tren konsumsi kopi yang meningkat, terutama di kalangan generasi muda, hal ini memberikan ruang bagi Fore Coffee untuk memperluas market share, baik melalui ekspansi gerai maupun strategi digital,” kata Reyhan kepada Katadata.co.id, Kamis (9/1). 

Lebih lanjut, Reyhan juga memproyeksikan pertumbuhan industri kopi dapat menjadi katalis positif bagi valuasi IPO Fore Coffee. Namun, ia wanti-wanti meski prospeknya menjanjikan, persaingan di industri ini cukup ketat dengan kehadiran pemain seperti Kopi Kenangan, Janji Jiwa, dan Starbucks.

Maka dari  itu, investor ritel perlu memperhatikan strategi Fore Coffee dalam menghadapi kompetisi persaingan di industri yang sama, termasuk diferensiasi produk dan efisiensi operasional. Reyhan menilai keberhasilan IPO akan sangat bergantung pada penilaian yang kompetitif dan kondisi pasar yang mendukung. 

Seiring dengan hal tersebut Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Aziz, juga mengatakan secara prospek saat ini industri F&B khususnya kopi sedang meningkat.

“Tetapi juga perlu dilihat bagaimana secara kinerja laporan keuangannya nanti serta valuasinya,” ucapnya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya buka suara soal kunjungan para petinggi East Ventures dan Fore Coffee ke Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan bahwa otoritas BEI belum dapat mengungkapkan informasi lebih lanjut tentang perusahaan-perusahaan yang tengah dalam proses penawaran umum perdana saham melalui initial public offering (IPO). Namun, ia menegaskan bahwa pipeline perusahaan yang akan go public saat ini cukup padat. 

“Buat perusahaan-perusahaan yang masih dalam proses, kan saya enggak boleh ngomong dulu, ya,” kata Nyoman di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (8/1). 

Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, mengungkapkan bahwa kunjungan East Ventures dan Fore Coffee ke Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya untuk berbincang santai mengenai kondisi pasar dan hal-hal terkait startup secara umum.  

"Gak banyak. cuma tentang market segala macam, startup secara general,” kata Willson di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (7/1).  

Saat ditanya mengenai rencana IPO Fore Coffee, Willson menegaskan bahwa pihaknya selalu mempertimbangkan berbagai opsi untuk melakukan penawaran umum perdana saham melalui initial public offering (IPO).

70% Portofolio Startup Profit, East Ventures Siapkan Investasi Baru di 2025

Perusahaan modal ventura East Ventures resmi mengumumkan fokus strategisnya dalam investasi untuk tahun 2025, setelah 70% portofolio startupnya berhasil mencapai profitabilitas.  Perusahaan menyebut, strategi ini diputuskan seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan stabil di angka 3,1% dalam lima tahun ke depan, didukung oleh inovasi teknologi yang pesat. 

Dalam laporan yang dirilis East Ventures, selain 70% perusahaan mencapai profitabilitas, lebih dari 80% lainnya menunjukkan kenaikan dalam margin pendapatan sebelum bunga, pajak, dan Amortisas selama tahun lalu. Perusahaan-perusahaan tersebut di antaranya Sociolla, ShopBack, The Parentinc, RPG Commerce, Praktis, Mighty Jaxx, Traveloka, Komunal, Fore Coffee, ISMAYA Group, IDN, Ruangguru, waresix, Inteluck, dan Xurya. Usai menuai kesuksesan dalam pendanaan sebelumnya, East Ventures mengumumkan target investasi untuk tahun 2025 mendatang. 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...